Pemerintah Sigap Menyiapkan Hujan Buatan untuk Cegah Karhutla
jpnn.com, JAKARTA - Pemerintah segera mengambil langkah nyata untuk melakukan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) menyikapi eskalasi kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di lahan gambut.
Rencana TMC berupa hujan buatan ini, akan dilaksanakan pada awal Mei, mempertimbangkan prediksi BMKG bahwa masih tersedia potensi bibit awan dan mendekati Juni curah hujan akan mengalami penurunan.
Wakil Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Alue Dohong pada kesempatan memimpin rapat koordinasi melalui video conference mengungkapkan kondisi di Sumatera yang mengalami peningkatan karhutla harus diantisipasi dengan upaya pencegahan melalui pendekatan dari darat dan udara.
“Pencegahan karhutla melalui udara bisa dilaksanakan dengan TMC untuk membasahi gambut, mengisi embung dan kanal yang sudah dibangun. Sedangkan pencegahan karhutla terus dilakukan melalui patroli terpadu serta memeriksa kondisi sumur bor dan sekat kanal supaya senantiasa berfungsi baik, dan siap digunakan," jelas Alue.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendroyono mengatakan dalam pengendalian karhutla harus melibatkan semua pihak, baik dari pemerintah maupun korporasi yang bertanggung jawab pada area konsesi.
“Biaya TMC cukup besar, jadi harus dilakukan pada area prioritas yang terjadi karhutla berulang selama lima tahun terakhir, sehingga lokasi turunnya hujan buatan hasil penyemaian awan bisa secara efektif mencegah karhutla," ujar Bambang.
Di kesempatan yang sama Direktur Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim KLHK Ruandha Agung Sugardiman mengungkapkan sampai dengan saat ini khususnya di Sumatera, Manggala Agni di 17 Daops senantiasa siaga melakukan pencegahan dan pemadaman.
“Selama tahun 2020 sampai saat ini, patroli udara dan waterbombing di Provinsi Riau telah melibatkan sembilan unit helikopter, dengan air yang sudah dijatuhkan lebih dari 11 juta liter. Sedangkan TMC sudah dilakukan sebanyak 27 sorti dengan menaburkan lebih dari 21 ton garam," tambah Ruandha.