Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pemijat Tuna Netra Berkisah tentang Putranya yang Lulus Test IPDN

Jumat, 11 September 2015 – 06:12 WIB
Pemijat Tuna Netra Berkisah tentang Putranya yang Lulus Test IPDN - JPNN.COM
Chalikul Hafiz, praja IPDN angkatan 2014 bersama kedua orang tuanya. Foto: Ken Girsang/JPNN

jpnn.com - AROMA minyak gosok masih cukup kental memenuhi ruangan kecil berukuran tak lebih dari 2x2 meter, menyempil di gang sempit yang terletak persis di seberang pintu gerbang utama Kampus Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) Kampus Jatinangor, Subang, Jawa Barat, Kamis (10/9).

Bahkan sisa-sisa minyak yang digunakan memijat pasien di atas dipan kecil, masih terasa saat JPNN bersalaman dengan pria tunanetra asal Makassar, Sulawesi Selatan, Gozali Rahmat.
-----------
Ken Girsang-JPNN
-----------
Padahal ayah satu putera dan dua putri ini telah berusaha membersihkan seadanya. Ia terlihat tergopoh-gopoh melapkan tangannya ke celana pendek yang digunakan, begitu mendengar teriakan sang istri tercinta yang juga 'maaf' memiliki kekurangan fisik tunanetra, ada tamu yang berkunjung.

"Oh ada tamu, maaf ruangannya kecil pak," ujar Gozali sembari berusaha bangkit menyambut.

Kebahagiaan Gozali makin bertambah, karena mengetahui tamu yang dimaksud ternyata datang bersama putra sulung tercinta, Chalikul Hafiz, praja IPDN angkatan 2014.

Maklum, meski tempat tinggal dan tempat usaha berupa dua buah kamar yang dikontrak Rp 6 juta setahun, hanya berjarak beberapa langkah dari kampus IPDN, namun ia tidak bisa setiap hari bertemu. Sebagai praja, Chaliku‎l harus tinggal di asrama bersama ribuan praja dari seluruh Indonesia lainnya.

"Waktu mendengar anak saya mau daftar ke IPDN, kami awalnya pesimis pak. Karena dengar-dengar kan itu sekolahnya anak orang kaya. Sementara kami hidup di kontrakan. Bahkan makan juga pas-pasan. Malah bisa dalam seminggu tidak ada orang yang mau dipijat," ujar Gozali.

Pandangan Gozali akhirnya berubah, saat mendengar informasi dari beberapa pasien yang ia pijat. Bahwa kalau penerimaan IPDN saat ini dilakukan secara terbuka dan tidak seperti yang ia bayangkan‎. Dari situlah kemudian optimisme mulai muncul, apalagi keinginan putra tercinta cukup kuat.

"Ya akhirnya ‎kami dorong. Saya sampaikan pada anak enggak ada salahnya dicoba," ujar Gozali.

AROMA minyak gosok masih cukup kental memenuhi ruangan kecil berukuran tak lebih dari 2x2 meter, menyempil di gang sempit yang terletak persis di

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News