Pemilih di Pilgub Sulsel Bereaksi Negatif ke Politik Dinasti
jpnn.com, JAKARTA - Para pemilih di Sulawesi Selatan (Sulsel) ternyata tak begitu sreg dengan politik dinasti pada pemiluhan gubernur kali ini. Itulah temuan Sinergi Data Indonesia (SDI) dari survei tentang elektabilitas pasangan calon gubernur-calon wakil gubernur Sulsel.
Ada empat pasangan calon yang akan bersaing pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulsesl 2018. Yakni Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar, Nurdin Halid-Aziz Kahar Mudzakkar, Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman dan Agus Arifin Nu’mang-Tanri Bali Lamo.
Berdasar survei SDI selama 14-20 Februari 2018 terhadap 1.000 responden di 24 kabupaten/kota di Sulsel, duet Ichsan Yasin Limpo-Andi Mudzakkar (IYL-Cakka) memiliki elektabilitas tertinggi. Angkanya mencapai 27,5 persen.
Sedangkan duet Nurdin Halid-Aziz Kahar Mudzakkar memiliki elektabilitas 24,80 persen. Selanjutnya ada duet Nurdin Abdullah-Andi Sudirman Sulaiman dengan elektabilitas 21,20 persen.
Di posisi juru kunci ada Agus Arifin Nu’mang-Tanri Bali Lamo dengan elektabilitas 8,9 persen. “Yang masih belum memutuskan 17,60 persen,” ujar Direktur Eksekutif SDI Barkah Pattimahu dalam paparan hasil surveinya di kawasan Tebet, Jakarta Selatan, Minggu (11/3).
Menurut Barkah, elektabilitas IYL-Cakka tak sekokoh saat survei SDI pada Desember 2017. Tiga bulan lalu, duet yang maju melalui jalur independen itu memiliki elektabilitas 30,30 persen
“Dengan demikian suara pasangan ini mengalami penurunan pada survei Februari 2018,” sebutnya.
Barkah menduga penurunan elektabilitas IYL-Cakka sebagai bentuk penolakan publik atas politik kekerabatan atau dinasti di Sulsel. Menurutnya, SDI pernah menggelar survei nasional untuk mengukur tingkat persetujuan publik atas politik kekerabatan.