Pemilu Sela Awal Kejatuhan Donald Trump?
Demokrat bakal memanfaatkan "senjata" itu dengan maksimal. Demokrat juga bakal memiliki kuasa untuk mendorong penyelidikan keterlibatan Rusia dalam Pemilu 2016.
Ada enam komite di DPR yang punya kuasa untuk menyelidiki Trump. Komite itu biasanya diketuai legislator dari partai penguasa. Mereka memiliki kekuasaan yang luas untuk melakukan penyelidikan, mengeluarkan surat panggilan pengadilan, dan mendorong pihak tertentu untuk memberikan kesaksian. Kuasa itu tak dimiliki Demokrat ketika menjadi minoritas di DPR.
Laporan pajak Trump sangat mungkin juga akan diungkap ke publik. Selama ini Trump tak pernah membuka laporan pajaknya ke publik, tidak seperti presiden-presiden sebelumnya. Orang-orang dekat presiden juga terancam.
Menteri Dalam Negeri Ryan Zinke mungkin bakal segera dipanggil untuk proses penyelidikan. Dia dituding mengambil kebijakan-kebijakan yang menguntungkan bisnisnya. Deretan pejabat lain juga menunggu antrean penyelidikan.
Tidak tertutup kemungkinan impeachment alias pemakzulan Trump juga bakal terjadi. Usulan pemakzulan cukup dari partai penguasa di DPR. Dan, Demokrat kini bisa melakukannya.
Namun, pimpinan Demokrat Nacy Pelosi pernah menyatakan bahwa dirinya saat ini tidak berniat untuk melengserkan Trump.
Di pihak lain, berdasar polling yang dilakukan kepada para pemilik suara secara acak di pemilu sela, 40 persen ingin Trump diturunkan dari jabatannya. Persentase itu jauh lebih tinggi daripada polling serupa pada presiden sebelumnya, termasuk Bill Clinton. Suami Hillary Clinton itu pernah menghadapi pelengseran meski akhirnya lolos dan tetap berkuasa.
Sikap Demokrat bisa saja berubah sewaktu-waktu. Terutama seandainya jaksa khusus Robert Mueller menemukan fakta bahwa Rusia memang terlibat dalam kemenangan Trump di Pilpres 2016. Jika fakta tersebut dipaparkan dalam beberapa pekan ke depan, situasi mungkin berubah. (sha/c10/ttg)