Pemprov dan Pemkot Tak Kompak Soal Trem di Surabaya
jpnn.com - PEMKOT Surabaya memastikan proyek angkutan masal cepat (AMC) berbasis trem dimulai pada tahun ini. Namun, Gubernur Soekarwo tetap meminta proyek patungan pemkot-PT KAI itu dikaji lagi. Alasannya, AMC dianggap bisa memicu kemacetan.
"Karena itu, kami berharap pemkot benar-benar mengkaji proyek ini," kata Soekarwo setelah menghadiri rapat paripurna di gedung DPRD Jatim kemarin (2/3).
Dia menjelaskan, ada sejumlah proyek AMC yang diprediksi tidak bisa memecah kemacetan. Salah satunya adalah pembangunan trem di sejumlah jalur tengah kota. Dia mencontohkan pembuatan jalur trem di sepanjang Jalan Gubernur Suryo (depan Gedung Grahadi). "Ketika jam-jam sibuk, jalur itu pasti macet. Kami khawatir, kalau ada jalur trem, nanti kawasan itu malah bertambah macet," kata Soekarwo.
Kondisi sama berpotensi terjadi di jalan-jalan lain yang masuk proyeksi jalur trem. Pengoperasian trem dianggap memakan jalur yang sudah ada. Sejauh ini, pemkot dan Pemprov Jatim memang masih terlibat silang pendapat soal konsep memecah kemacetan di Surabaya.
Persoalan tersebut juga membuat kalangan DPRD Surabaya bingung. "Jika dalam masalah ini tidak ada titik temu, kami khawatir pengembangan infrastruktur di Surabaya stagnan," kata anggota Komisi C Vinsensius kemarin.
Dia menyebut, hingga kini dua institusi itu belum sinkron soal moda transportasi masal. "Contoh paling mudah adalah belum klopnya konsep yang dibuat pemprov dan pemkot," jelasnya.
Menurut dia, hingga kini pemprov menyebut moda transportasi yang layak adalah double track, MRT (mass rapid transit), serta infrastruktur baru. Konsep tersebut agak berbeda dengan pemkot yang lebih memprioritaskan pengembangan jalur trem-monorel. "Karena itu, persoalan ini perlu diselesaikan dulu. Jika tidak, rencana besar yang sudah disusun itu akan sia-sia," katanya.
Sementara itu, pemkot memastikan bahwa proyek AMC sudah melalui kajian yang sangat panjang. "Dengan konsep ini, masyarakat diajak untuk menggunakan AMC sebagai moda angkutan," ujar Kabaghumas Pemkot M. Fikser. Sebab, sudah waktunya publik diarahkan menggunakan angkutan masal sebagai sarana transportasi utama mereka. "Masukan pak gubernur sangat berharga. Yang jelas, kajian terhadap proyek ini terus dilakukan," katanya. (ris/jun/c7/oni/mas)