Pemprov Kaltim Menyetop Sementara Pengiriman Sapi dari Pulau Jawa, Ini Sebabnya
Namun, daging hewan ternak yang terinfeksi virus tersebut memang tidak layak untuk dimakan.
Menurut Fahmi, secara visual ternak yang sudah mengidap LSD wujud dagingnya seperti bentol-bentol, sehingga menimbulkan perasaan tidak nyaman untuk memakan dagingnya.
"LSD ini sudah masuk ke Sumatra dan Jawa termasuk Jatim, karena itu sementara ini tidak izinkan sapi dari Jawa masuk ke Kaltim," ujarnya.
Fahmi mengatakan pihaknya telah memiliki surat Nomor Kontrol Veteriner (NKV) untuk mengontrol daging produk hasil ternak ASUH (Aman, Sehat, Utuh, dan Halal).
Selain dari Pulau Jawa, kata Fahmi, untuk memenuhi pasokan daging, Kaltim mendatangkan sapi dari Nusa Tenggara Barat (NTB), Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Sulawesi. "Sapi dari NTB biasa untuk sapi bibit, sedangkan sapi dari NTT dan Sulawesi untuk kebutuhan sapi potong," jelasnya.
Menurut Fahmi, sejak adanya temuan kasus PMK, pihaknya cukup berhati-hati mendatangkan sapi dari wilayah luar Kaltim mengingat di daerah itu belum bisa mewujudkan swasembada daging.
“Kami sangat butuh yang namanya daging, baik itu daging merah dari sapi, kerbau, kambing, dan sebagainya, maupun daging putih dari unggas beserta telur, namun, kami harus tetap proteksi agar daging atau telur yang masuk itu benar-benar aman untuk dikonsumsi masyarakat," terang Fahmi.
Dia mengatakan kebijakan ini dilakukan dalam rangka memastikan rasa aman kepada masyarakat khususnya menyambut Ramadan dan Hari Raya Idulfitri yang biasanya kebutuhan daging konsumsi mengalami peningkatan. (antara/jpnn)