Penampilan Gibran di Debat Cawapres Dianggap Atraksi Gimik yang Tak Beretika
jpnn.com, JEMBER - Pengamat politik Universitas Jember Dr Muhammad Iqbal menilai Gibran Rakabuming Raka menjadikan ajang debat cawapres sebagai ajang untuk mengumbar niretika pada Minggu (21/1).
"Cawapres nomor urut 2 sekadar wow effect yang problematik dan niretika dalam debat," katanya di Kabupaten Jember, Jawa Timur, Senin (22/1).
Gibran beberapa kali menyentil cawapres nomor urut 1 Muhaimin Iskandar seperti membaca catatan hingga memperagakan gerakan pantomim yang menganggap tidak menemukan jawaban dari cawapres nomor urut 3 Mahfud Md.
"Sayangnya patut disesalkan Gibran justru masih menjadikan arena debat itu merupakan panggung kampanye sebagai sarana untuk menampilkan ego sentrisnya seolah dirinya merasa sebagai anak muda mampu 'mengalahkan' dalam debat," kata dia.
Pakar komunikasi politik itu menilai debat keempat tersebut makin memberikan pendidikan politik yang kuat untuk calon pemilih untuk memilih pasangan calon presiden dan wakil presiden pada pemungutan suara 14 Februari 2024.
"Calon pemilih diberikan ruang untuk menilai seberapa etika lingkungan, etika kepemimpinan untuk mengatur, mengelola dan memanfaatkan sebesar-besarnya untuk masa depan bangsa dan lingkungan," kata dia.
Iqbal mengatakan Muhaimin dan Mahfud tampak sangat kuat komitmen serta konsistensinya sepanjang proses debat untuk menjaga kualitas debat itu sebagai media kampanye, media untuk mengalirkan gagasan, dan mengelaborasi agar membumi kepada calon pemilih.
"Cawapres Gibran malah atraksi gimik yang tidak patut secara etika karena muncul semacam arogansi, merasa dirinya bisa menguasai debat dan menguasai panggung debat," ujarnya.