Penampilan Perdana, Pidato Baca Teks
Kamis, 29 Oktober 2009 – 07:27 WIB
Dalam pidato tersebut, Boediono mengupas makna persatuan pemuda sejak zaman kolonialis hingga kini. Seakan ingin melepaskan stereotip neolib yang dilekatkan lawan-lawan politiknya pada pemilu presiden, mantan gubernur Bank Indonesia tersebut memaknai Sumpah Pemuda sebagai momentum kemerdekaan dari penguasaan asing di bidang ekonomi.
Karena sepanjang berpidato sekadar membaca naskah yang disiapkan, Boediono sama sekali tidak menyebut Banten, tempat acara itu berlangsung. Dalam pidato lima belas menit tersebut, dia tidak memberikan ucapan selamat kepada tujuh pemuda berprestasi yang menerima penghargaan di acara itu. Namun, gaya kalem tetap membuat tokoh kelahiran Blitar itu disambut meriah. (noe/tof)