Pendidikan Vokasi Perlu Relevan dengan Pembangunan Ekonomi
Dia menyebutkan lembaga kursus dan pelatihan memiliki program PKK dan PKW, di level SMK ada SMK Pusat Keunggulan dan pemadanan dukungan, hingga di peguruan tinggi vokasi ada matching fund.
"Jadi, Mitras DUDI mendorong pemanfataan sekat-sekat yang makin terbuka di satuan pendidikan untuk menjadi kemitraan di daerah guna menggali potensi di daerah sehingga bisa berkontibusi di daerah," lanjutnya.
Sementara itu, Piter Abdullah Redjalam mengatakan untuk menjadi negara maju, Indonesia harus meningkatkan pendapatan per kapita di atas USD 13.000 dari saat ini masih USD 4.000.
“Tidak mudah untuk meningkatkan menjadi negara maju karena dibutuhkan pertumbuhan ekonomi luar biasa. Untuk jadi negara maju butuh pertumbuhan ekonomi rata-rata tujuh persen selama 10-15 tahun ke depan. Namun, potensi untuk maju itu ada karena Indonesia punya sumber daya alam, dan bonus demografi,” ujar Piter.
Piter meyakini pendidikan vokasi yang mengutamakan skill akan mendukung pemanfaatan bonus demografi. Namun, perlu dipastikan skills yang dimiliki lulusan selaras dengan industri.
“Bukan gekar lagi yang dikejar, tetapi kemampuannya pada bidang-bidang tertentu tertentu sehingag industri mudah menyerap lulusan,” jelasnya.
Direktur ASTRAtech Ricardus Henri Paul mengatakan kunci keberhasilan pendidikan vokasi yakni adanya ekosistem yang mendukung.
“Suasana industri itu sudah dirasakan mahasiswa sejak awal. Dengan demikian mereka siap unutk bekerja dnegan karakter yang dibutuhkan industri,” kata Paul.