Penduduk Miskin Bertambah, Ini Penyebabnya
Pada periode saat ini, kata dia, garis itu naik 4,06 persen. Yakni dari Rp 526.686 per bulan pada September 2016, menjadi Rp 548.094 per bulan pada Maret 2017.
“Bila diperinci, garis kemiskinan makanan memberikan andil terbesar. Artinya, pendapatan yang diterima paling banyak dihabiskan untuk membeli bahan pangan. Cermin bahwa pengendalian inflasi masih perlu kerja ekstra," sebut dia.
Di antara perkotaan dan perdesaan terdapat kemiripan pola. Komoditas makanan mempunyai andil terbesar dalam pembentuk GK, yakni beras, rokok, telur ayam ras, dan daging ayam ras.
Sementara dari kelompok garis kemiskinan non-makanan dipicu oleh perumahan, listrik, bahan bakar, dan pendidikan.
Habibullah menerangkan, dalam mengambil kebijakan, pemerintah pun harus menjamin ketepatan dari program tersebut.
“Misal dibuat solusi dengan subsidi. Penyalurannya tidak boleh terlambat. Contoh untuk beras sejahtera (rastra), karena ada keterlambatan, penduduk miskin mau tak mau membeli beras dengan harga mahal," terangnya.
Sementara itu, Kepala Badan Urusan Logistik (Bulog) Sub Divisi Regional (Subdivre) Samarinda Taufiq Husni Rizal Harahap, menjelaskan bahwa penyaluran rastra terjadi karena keterlambatan penetapan pagu keluarga penerima manfaat dari pusat.
Seharusnya, data penerima beras tersebut telah rampung sejak Januari. Namun, dari pusat baru diserahkan ke daerah pada awal Maret. Kemudian, data tersebut diteruskan ke pemerintah kabupaten/kota untuk divalidasi.