Penduduk Sementara yang Ingin Beli Rumah di Hobart Terhambat Biaya Tambahan yang Tinggi
"Saya sudah menganggap Australia seperti kampung sendiri, namun saya merasa bukan warga negara kelas satu di sini," ujar Rahman kepada ABC.
Rahman tiba di Hobart sebagai insinyur setelah disponsori oleh negara bagian itu melalui program Visa Pekerja Terampil sekitar dua setengah tahun lalu.
"Jujur saja saya merasa seperti mimpi saat itu," katanya.
Sebelum pindah ke Tasmania, Rahman bekerja sebagai pekerja kemanusiaan, membangun sekolah, rumah sakit, sarana air bersih dan fasilitas pendukung kebersihan di Afghanistan, Kenya, Sierra Leone, Yaman dan Solomon Islands.
Atas desakan anak-anaknya, keluarga ini pun akhirnya memutuskan menetap di Hobart.
"Anak kedua saya mulai menanyakan, bahasa apa yang harus dia pelajari," katanya.
"Kami punya teman di sekolah di suatu negara, kemudian harus pindah lagi ke negara lain," kata Rahman mengutip keluhan anaknya.
"Saat itu saya sadar betapa perlunya hidup secara stabil sehingga anak-anak kami bisa fokus dengan pendidikannya," ujarnya.