Pendukung Duet Hasyim-Gus Sholah Gagas Muktamar Tandingan
jpnn.com - JOMBANG - Isu munculnya Muktamar Nahdlatul Ulama (NU) tandingan di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Rabu (5/8) malam semakin santer berhembus pasca-penerapan sistem sistem ahlul halli wal aqdi (AHWA) untuk memilih rais aam syuriah. Kabar yang beredar menyebut pendukung muktamar tandingan itu adalah ratusan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) yang menentang sistem AHWA.
Sore tadi (5/8), pleno rais syuriyah di Alun-Alun Jombang mengumumkan terbentuknya tim AHWA yang terdiri dari 9 kiai. Nah, ketika tim AHWA melakukan musyawarah, ratusan PCNU yang menentangnya bergerak ke Pondok Pesantren Tebuireng.
Dalam rapat yang dipimpin PCNU Jember, Jawa Timur, Syamsul Arifin, hadir KH Hasyim Muzadi dan pengasuh ponpes Tebuireng, KH Sholahuddin Wahid (Gus Sholah). Kiai Hasyim digadang-gadang menjadi rais aam syuriah, berduet dengan Gus Sholah sebagai ketua dewan tanfidz atau ketua umum PBNU.
Namun, permintaan untuk menggulirkan muktamar tandingan itu ditolak Kiai Hasyim. Alasannya agar tidak terjadi benturan dalam Muktamar NU ke-33.
"Ini pasti berbenturan. Saya tidak mau berbentur, penyakitnya bukan pada ulama tapi kelompok tersebut. Saya tidak mau dicalonkan sebagai rais aam melalui forum ini karena akan menyebabkan perpecahan, meskipun saya tahu prosesnya penuh kepalsuan dan kezaliman," kata Hasyim di Tebuireng malam ini.
Nah, karena PBNU 2010-2015 sudah demisioner, maka pemegang suara ada di pengurus PWNU dan PCNU. Karenanya Kiai Hasyim meminta PCNU yang hadir dalam pertemuan di Tebuireng untuk mengambil keputusan. Hanya saja, Hasyim tak mau keputusannya memaksa agar dirinya menjadi rais aam dan Gus Sholah sebagai ketua umum PBNU melalui muktamar tandingan.
"Saya juga kasihan kepada Gus Sholah. Kalau ditetapkan sebagai ketum sementara di alun-alun (pleno muktamar di Alun-Alun Jombang, red) ada ketum, pasti akan terjadi benturan sekalipun yang ada di sini lebih sah karena memenuhi kuorum. Semua hal hendaknya dipertimbangkan dengan baik, koreksi boleh apapun boleh tapi jangan buat NU tandingan," pungkasnya.(fat/jpnn)