Penerapan Teknologi Hydrometalurgi Berdampak Positif Bagi Industri Pertambangan
jpnn.com, JAKARTA - Perusahaan pertambangan dan pengolahan mineral, PT Asdah Mineral Indonesia mengembangkan industri pertambangan di Kabupaten Kolaka Utara, Provinsi Sulawesi Tenggara.
Salah satuya bersinergi dengan PT Industri Kimia Nusantara Jaya dalam pelaksanaan pekerjaan feasibility study dan penerapan teknologi Hydrometalurgi dengan kapasitas 20 ton bijih nikel dan base metal lainnya.
Teknologi Hydrometalurgi merupakan metode pemrosesan bijih logam menggunakan pelarut air atau asam, yang dianggap lebih efisien dan ramah lingkungan dibandingkan dengan teknologi tradisional.
CEO PT Asdah Mineral Indonesia Saprillah Amir DM percaya bahwa penerapan teknologi hydrometalurgi akan membawa dampak positif bagi industri pertambangan di tanah air.
"Khususnya dalam pengembangan smelter nikel dan base metal yang ramah lingkungan," ujar Saprilillah Amir, dalam keterangannya, Kamis (13/7).
Dengan menerapkan teknologi ini, dia juga berharap dapat mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan dan memberikan kontribusi lebih positif terhadap pembangunan berkelanjutan.
"Kami berharap kerja sama tersebut akan menjadi langkah awal dalam memperkuat industri pertambahangan berkelanjutan di Sulawesi Tenggara," tuturnya.
Dalam kerja sama ini, kedua perusahaan akan melakukan studi kelayakan dan mengimplementasikan teknologi Hydrometalurgi pada bijih nikel dan base metal dengan kapasitas produksi sebesar 20 ton.