Pengalaman Dua Kali Bertemu Khadafi
Oleh Djoko Susilo*Minggu, 27 Februari 2011 – 07:47 WIB
Namun, berkat dukungan dan bantuan teman-teman KBRI Islamabad, saya mendapat visa ke Libya dari Dr Mahmud Sulaiman, kepala perwakilan Islamic Call Society, yakni organisasi dakwah Islamiyah yang didirikan Khadafi yang belakangan banyak bekerja sama dengan Muhammadiyah. Dr Din Syamsuddin, ketua PP Muhammadiyah, adalah salah satu wakil ketua organisasi tersebut. Ternyata, saat itu Islamic Call Society sedang menggelar konferensi di Tripoli dan ternyata juga mengundang dua tokoh dari Indonesia.
Kedua tokoh dari Indonesia ini adalah dosen senior Universitas Islam Indonesia (UII). Keduanya termasuk berani dan nekat juga. Belakangan saya tahu, sepulang dari Libya keduanya diinterogerasi pihak Korem. Saya bertemu mereka di Bandara Karachi ketika akan naik pesawat Libyan Arab Airlines. Saya kenali keduanya karena mereka memakai batik dan peci hitam.
Hanya kami bertiga orang Indonesia di pesawat Libya yang agak aneh tersebut. Pertama, tampak luar pesawat ini putih mulus. Tidak ada nama airlines sebagaimana lazimnya pesawat komersial. Kedua, setiap penumpang harus menaikkan sendiri bagasi ke tempatnya. Koper saya nyaris tertinggal karena saya tidak mengurusnya. Untung dari jendela pesawat saya lihat koper saya masih tergeletak di tarmac dan baru dimasukkan ke ruang bagasi ketika saya turun mengurusnya.