Pengalaman Ulama Suni Indonesia
Masuk ke Musala Pesaing MasjidilharamSabtu, 04 September 2010 – 08:08 WIB
Pameran buka pukul 17.00?24.00. Ini jam buka pameran yang wajar bagi masyarakat Iran karena tidak ada tarawih dan tidak ada tadarus bagi mereka selama Ramadan. "Subhanallah," ucap saya berkali-kali melihat kemegahan musala dan menyaksikan secara langsung macam-macam kitab Alquran. Desain dan kaligrafi yang ditampilkan belum pernah saya jumpai di museum Belanda maupun di Indonesia.
Tidak hanya itu, para wanita anggun berpakaian serbahitam menunggu beberapa pengunjung di lobi untuk berdiskusi tentang Alquran. Ada ruang untuk diskusi, bahkan debat terbuka, tentang tafsir, fikih, atau tauhid yang dipandu oleh akhund. "Banyak di antara mereka yang berpredikat hujjatul Islam yang setara dengan profesor," kata Choiruddin kepada saya sambil menunjuk debat terbuka yang disiarkan langsung melalui televisi.
Ada satu stan yang semua penjaganya wanita muda dengan laptop di tangannya. Mereka bukan menjual produk yang terkait dengan Alquran, tapi memamerkan klasifikasi dan kajian mendalam Alquran terkait dengan disiplin ilmu biologi, fisika, astronomi, kedokteran, dan sebagainya.