Pengamat Buka-bukaan soal Celah Investasi Bodong Binary Option Beraksi
jpnn.com, JAKARTA - Literasi keuangan di kalangan masyarakat dinilai belum memadai. Tercatat, indeks literasi keuangan masyarakat Indonesia saat ini baru sebesar 38,03 persen dan indeks literasi digital Indonesia berada di level 3,49 pada 2021.
Hal itu yang disinyalir menjadi penyebab maraknya penipuan berkedok investasi, salah satunya, yang anyar dan masih hangat dibicarakan adalah binary option.
Pengamat ekonomi digital dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Nailul Huda menilai banyak kasus investasi yang berujung penipuan dan kerugian karena minimnya literasi keuangan dan literasi digital masyarakat.
"Literasi digital kita terhitung masih buruk yang dapat dilihat dari semakin maraknya kasus pencurian data digital hingga penipuan online. Literasi keuangan juga masih sangat rendah," kata Nailul.
Bahkan, lanjutnya, jika dibandingkan dengan negara-negara lainnya di kawasan, indeks literasi keuangan dan digital masyarakat Indonesia masih jauh lebih rendah.
"Financial knowledge masyarakat Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara tetangga. Dari sini kita sudah bisa melihat bahwa masyarakat Indonesia merupakan sasaran empuk para penipu berkedok investasi, baik yang berasal dari luar maupun dalam negeri," ujar Nailul.
Selain itu, masyarakat juga tergiur keuntungan yang besar dengan cara yang relatif instan, tanpa mempertimbangkan risikonya.
"Ada dua sisi kenapa masyarakat kita mencoba-coba jenis investasi yang tidak sedikit ternyata ilegal. Sisi pertama dari sisi masyarakatnya yang ingin mendapatkan keuntungan secara kilat, namun tidak memiliki literasi digital dan keuangan yang kuat," ujar Nailul dalam keterangan di Jakarta, Sabtu.