Pengamat Dukung Sikap PPI
Yang Tolak Kunjungan Anggota DPRSebelumnya, PPI Belanda dalam pernyataan sikap tertulis untuk publik menyerukan aksi boikot plesiran anggota DPR RI ke luar negeri. Bila masih tebal muka, diserukan agar PPI negara tujuan beraksi dan mahasiswa di Jakarta mencegat mereka di Bandara Soekarno-Hatta.
Dalam pernyataan sikap berisi lima butir dan diteken di Den Haag 4 Oktober 2008 itu PPI Belanda menyatakan memboikot dan menolak kunjungan anggota DPR RI yang bersikap aji mumpung untuk plesiran ke luar negeri dengan kamuflase studi banding. Penolakan tersebut didasarkan pada pertimbangan bahwa DPR tidak memiliki sense of crisis di tengah kemiskinan dan hutang Indonesia yang masih banyak. Seharusnya keuangan negara digunakan secara hemat, tepat guna dan berdaya guna.
Kedua, jika sekedar studi banding dan pengumpulan data, maka tugas itu bisa dilakukan dan diwakilkan kepada para mahasiswa Indonesia yang berada di negara yang akan
dikunjungi, berkoordinasi dengan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI). Selain itu jika tujuannya untuk belajar, maka bisa dilakukan dengan cara mengundang pejabat Bank
Sentral Jerman ke Indonesia.
Ketiga, PPI Belanda menyerukan para mahasiswa di Jakarta untuk menahan keberangkatan rombongan anggota DPR di Bandara.
Keempat, menyerukan para mahasiswa di Jerman untuk memboikot dan menolak kedatangan rombongan anggota DPR tersebut.
Kelima, kegiatan plesiran anggota DPR yang dibungkus studi banding, menunjukkan bahwa anggota DPR sangat bebal dan kebal terhadap kritik dan lagi-lagi menunjukkan perilaku memalukan.
Rombongan bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (7/10) dengan tujuan Frankfurt, Jerman. Rombongan mendarat di Bandara Internasional Frankfurt pada
Kamis (9/10). "Hingga hari ini belum ada pemberitahuan ke Perwakilan RI di Jerman tentang pembatalan traveling rombongan DPR RI ke Frankfurt, Berlin dan kota pusat mode dunia Milan, Italia," tulis PPI.
Rombongan besar itu dipimpin WS dari Fraksi PDS dan akan 'bertemu mitra' di Frankfurt cuma satu jam. Selebihnya acaranya hanyalah city tour dan kemudian ke Berlin, lalu Milan.
Itu berarti bahwa penentangan publik menemukan kebenarannya bahwa klaim studi banding hanya akal-akalan untuk mendapatkan uang ekstra menjelang masa akhir jabatan. Cuma 1/120 jam saja mereka 'bekerja', dari total 5 hari perjalanan!