Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengamat Intel Curigai Kolaborasi Pentolan HTI & Mardani PKS

Jumat, 07 September 2018 – 19:59 WIB
Pengamat Intel Curigai Kolaborasi Pentolan HTI & Mardani PKS - JPNN.COM
Hizbut Tahrir Indonesia (HTI). Ilustrasi Foto: dok.JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Akademisi yang juga pemerhati intelijen Robi Sugara menyatakan, Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memakai tameng agama untuk mempertahankan eksistensinya dari keputusan pemerintah membubarkan organisasi pengusung sistem khilafah itu. Menurutnya, HTI sengaja memanfaatkan gerakan #2019GantiPresiden yang digelorakan kader-kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) untuk terus mengganti Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menjadi khilafah.

“Kelompok ini (HTI, red) memanfaatkan kata khilafah sebagai tameng gerakannya. Taktik yang sering digunakan kelompok esktremisme adalah religious shield (tameng agama, red), di mana ketika ada pihak kontra terhadap gagasannya menegakkan khilafah langsung disebut sebagai anti-Islam,” ujar Robi melalui layanan pesan WhatsApp, Jumat (7/9).

Direktur Indonesian Muslim Crisis Center itu menambahkan, HTI sebagai gerakan transnasional sebenarnya sudah dilarang di banyak negara Islam. Pemerintah Indonesia juga sudah memutuskan membubarkan HTI karena dianggap berpotensi memunculkan konflik horizontal sesama anak bangsa Indonesia yang beragama suku, bahasa, agama dan budaya.

Namun, HTI yang sudah menjadi organisasi terlarang langsung menggulirkan narasi yang menstigmakan Pemerintah Indonesia anti-Islam. Padahal, organisasi kemasyarakatan (ormas) Islam yang jauh lebih tua ketimbang HTI masih tetap eksis di Indonesia.

“Kelompok Islam lainnya hidup damai di Indonesia seperti NU, Muhamadiyah, Persis, Al-Khairat dan lain sebagainya,” tegasnya.

Robi menambahkan, HTI merupakan kelompok yang berasal dari ideologi Ikhwanul Muslimin (IM) di Mesir. Menurutnya, ideologi itu pula yang memunculkan PKS yang kini getol menyuarakan tagar #2019GantiPresiden.

Bedanya, kata Robi, HTI menolak Pancasila dan antidemokrasi sehingga mengharamkan pemilu. Sedangkan PKS mau masuk dulu dalam sistem demokrasi.

Pengamat intelijen Robi Sugara menilai Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) memakai tameng agama dan menunggangi gerakan #2019Ganti untuk mempertahankan eksistensinya.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News