Pengamat: Perekonomian Indonesia Akan Tetap Tumbuh Positif
Dengan kinerja perekonomian yang konsisten didukung kedisiplinan pemerintah mengelola fiskal, investor asing dan domestik tidak pernah kehilangan keyakinannya untuk membeli surat-surat utang Indonesia.
“Fiskal terjaga dengan terus berputarnya hutang pemerintah. Pandemi memang sempat membuat Indonesia jatuh ke jurang resesi. Tetapi koordinasi kebijakan yang sangat baik antara pemerintah, Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) membuat perekonomian Indonesia cepat kembali pulih,” ujar Piter.
Menurut Piter, meskipun perekonomian global dilanda resesi, namun sistem keuangan Indonesia relatif terjaga stabil.
Respons kebijakan yang terukur dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mampu menjaga sistem keuangan tidak mengalami pemburukan yang berarti.
“Indikator-indikator utama di pasar keuangan, industri perbankan, dan industri keuangan non bank selama pandemi masih menunjukkan kinerja yang relatif baik. Indikator-indikator utama tersebut antara lain adalah kualitas kredit atau pembiayaan (NPL dan NPF), permodalan, dan likuiditas," ujar Piter.
“Kualitas kredit perbankan atau pembiayaan di lembaga pembiayaan meskipun sempat sedikit meningkat diawal masa pandemi, selalu terjaga di level yg relatif aman. NPL dan NPF tidak pernah melewati batas psikologis 5 persen, selalu di kisaran 3 persen,” kata Piter.
Sementara itu, dari sisi permodalan, menurut dia, baik lembaga keuangan perbankan ataupun lembaga pembiayaan dan asuransi masih memiliki kecukupan modal.
“Rasio kecukupan modal atau Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan terjaga di atas 20 persen. Lalu gearing ratio industri pembiayaan dan RBC industri asuransi jiwa dan asuransi umum juga aman memenuhi treshold masing-masing industry,” katanya.