Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengamat Sebut Pamor PKS Meredup, Begini Analisisnya

Senin, 23 Juli 2018 – 18:48 WIB
Pengamat Sebut Pamor PKS Meredup, Begini Analisisnya - JPNN.COM
Fraksi Partai Keadilan Sejahtera. Foto: dokumen JPNN

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat komunikasi politik Ari Junaedi menilai Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tengah dalam kondisi lemah untuk menghadapi Pemilu 2019. Penyebabnya adalah faksi dan friksi internal.

Bahkan, kini PKS juga didera persoalan internal karena banyak kader yang disebut-sebut sebagai loyalis Anis Matta memilih tak mengajukan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) Pemilu 2019 ketimbang menandatangan surat edaran kesediaan mundur jika kelak terpilih. "Belum lagi deraan kasus rasuah yang diduga melibatkan oknum elite partai beberapa waktu lalu semakin mengurangi simpati kader terhadap PKS," ujar Ari kepada JPNN, Senin (22/7).

Karena itu Ari tak heran melihat PKS terus ngotot menyodorkan kadernya agar bisa menjadi calon wakil presiden pendamping Prabowo Subianto. Sebab, kata pengajar di Universitas Indonesia (UI) itu, Pemilu 2019mmerupakan pertaruhan besar untuk menentukan masa depan PKS.

"Jadi kalau salah menempatkan diri dalam bangunan koalisi, saya prediksi pamor PKS semakin tenggelam," katanya.

Ari lantas memaparkan sejumlah contoh untuk menguatkan pendapatnta. Misalnya, partai kini dipimpin M Sohibul Iman itu kalah pada Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jabar 2018 beberapa waktu lalu.

Padahal, Jabar dikenal sebagai provinsi yang menjadi basis PKS. "Kekalahan PKS bertubi- tubi termasuk di kandangnya sendiri di Jawa Barat, saya kira menjadi pertanda era keemasan PKS sudah tidak berkilau lagi," pungkas Ari.(gir/jpnn)

Sikap ngotot PKS menyodorkan kadernya untuk menjadi pendamping Prabowo Subianto di Pilpres 2019 diduga karena pamornya makin redup dan terancam tak lolos PT.

Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

BERITA LAINNYA
X Close