Pengamat: Surplus Perdagangan Indonesia Patut Diapresiasi
jpnn.com, JAKARTA - Surplus perdagangan Indonesia sebaiknya tidak saja berdampak pada ekonomi nasional, tetapi juga harus berdampak positif bagi ekonomi kerakyatan dan sektor Usaha Mikro Kecil Menengah(UMKM).
Artinya, harus ada konektivitas peningkatan usaha-usaha perekonomian kaum marginal di Indonesia. Surplus perdagangan Indonesia menyentuh angka US$54 miliar atau Rp831 triliun.
Hal itu dikatakan Pengamat Ekonomi dan Energi Terbarukan yang juga mantan aktivis Mahasiswa Era Tahun 90-an dari Universitas Kristen Indonesia Djonli Tangkilisan di Jakarta, Rabu (8/3/23).
Menurut Djonli, sektor usaha kaum marginal atau UMKM berpotensi dalam kontribusi positif dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, penyerapan tenaga kerja dan pemerataan pendapatan masyarakat.
Oleh karena itu, UMKM sangat berperan dalam mengurangi kesenjangan atau ketimpangan ekonomi kerakyatan dan kaum marginal di Indonesia.
Apalagi, kata Djonli, UMKM Indonesia memiliki peran stabilisator dan pendorong pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat di lapisan bawah dan kaum marginal.
"Masyarakat lapisan bawah dan kaum marginal yang berikhtiar di sektor UMKM, harus mendapatkan perhatian pemerintah dengan berbagai kebijakan yang merangkul masyarakat yang berikhtiar di sektor ekonomi kerakyatan yang memiliki kontribusi positif bagi peningkatan ekonomi nasional," kata Djonli yang juga Bakal Caleg DPR RI dari Partai Amanat Nasional (PAN) pada Pemilu 2024, Dapil DKI Jakarta 3 (Jakarta Barat, Jakarta Utara dan Kepulauan Seribu).
Terkait surplus perdagangan Indonesia, menurut Djonli, patut untuk diapresiasi.