Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pengamat Tampik Klaim Kemenangan NasDem di Pilkada

Minggu, 01 Juli 2018 – 23:03 WIB
Pengamat Tampik Klaim Kemenangan NasDem di Pilkada - JPNN.COM
NasDem. Foto: dok jpnn

jpnn.com, JAKARTA - Pengamat politik M Sukron meragukan klaim tentang Partai NasDem sebagai partai yang memenangkan paling banyak calon kepala daerah provinsi di Pilkada Serentak 2018. Menurutnya, klaim kemenangan itu bersifat semu karena calon kepala daerah usungan NasDem yang menang pilkada tak seluruhnya kader sendiri.

“Seharusnya kemenangan dilihat dari berapa kader partai yang berhasil memenangi pilkada, bukan jumlah dukungan kepada paslon (pasangan calon, red),” kata Sukron, di Jakarta, Minggu (1/7).

Direktur Eksekutif Segitiga Institute itu mengatakan, NasDem tidak bisa serta-merta mengklaim sebagai parpol yang menang paling banyak di Pilkada Serentak 2018. Menurutnya, jika sebuah partai hanya menggenapi syarat dukungan bagi paslon yang telah didukung partai-partai besar, tidak semestinya mengklaim kemenangan.

“Apalagi kalau sampai dibesar-besarkan. Itu namanya kemenangan semu,” imbuhnya.

Seharusnya, kata Sukron, yang lebih layak mengklaim kemenangan di pilkada adalah partai yang mampu memenangkan kadernya sebagai kepala daerah. “Karena dari sinilah dapat terlihat keberhasilan kaderisasi kepemimpinan partai tersebut,” ujarnya.

NasDem berdasar hasil hitung cepat Pilkada Serentak 2018 telah mengantar tiga kadernya memenangi pemilihan gubernur. Yakni Viktor Laiskodat di NTT, Herman Deru di Sumatera Selatan dan dan Ali Mazi di Sulawesi tenggara.

Viktor dan Ali Mazi sebelum masuk NasDem merupakan politikus Golkar. Sedangkan Herman Deru baru masuk Partai NasDem ketika mau mendaftar sebagai calon gubernur pada Pilgub Sumsel.

“Kalau modelnya naturalisasi seperti itu wajar saja kalau ada pertanyaan soal kaderisasi kepemimpinan di partai itu,” kata Sukron.

Pengamat menilai klaim kemenangan Partai NasDem di pilkada bersifat semu karena calon kada tak seluruhnya kader sendiri.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close