Pengamat UI: Usulan Prabowo Soal Perdamaian Rusia-Ukraina Harus Terus Disuarakan
jpnn.com, JAKARTA - Pengamat Hubungan International Suzie Sudarman angkat bicara terkait polemik proposal perdamaian Rusia-Ukraina dari Menhan Prabowo Subianto.
Dia menilai usulan perdamaian Rusia-Ukraina oleh Prabowo itu adalah solusi damai untuk menghentikan kekerasan bersenjata yang menghormati peran PBB.
Ia mengatakan forum International Institute for Strategic Studies (IISS) Shangri-La Dialogue 2023 merupakan forum ilmiah dan bukan forum politik sehingga bisa menampung ide dan gagasan apapun termasuk yang disampaikan Prabowo.
"Pak Prabowo menjadi panelis pada pembahasan Resolving Regional Tensions dalam IISS Shangri-La Dialogue 2023 dan menawarkan proposal damai untuk Ukraina yang betul-betul menekankan agar kita segera mencari solusi untuk menghentikan kekerasan bersenjata dan melibatkan PBB dalam mencari solusi damai segera antara Rusia dan Ukraina,” jelasnya.
Usulan yang diajukan Prabowo di forum itu memiliki beberapa poin utama, yakni pembentukan zona demilitarisasi (demilitarized zone/DMZ) 15 km di belakang posisi pasukan masing-masing negara, diturunkannya pasukan PBB untuk mengawasi DMZ yang disetujui Ukraina-Rusia, dikerahkannya pasukan perdamaian PBB, dan diselenggarakannya referendum di wilayah sengketa.
Suzie pun mengatakan dalam forum itu jabatan Prabowo sendiri di pemerintahan tidak sepenuhnya melekat karena adalah forum ilmiah.
Adapun forum itu adalah kesempatan bagi Indonesia — yang sedikit banyak terdampak konflik itu tetapi tidak bisa berbuat banyak — untuk menyuarakan pesan dan ide perdamaian.
“Indonesia atau Presiden Jokowi kebetulan menjadi salah satu anggota Champions of the Global Crisis Response Group dan besar kemungkinan mendukung usulan Menhan Prabowo, di saat Indonesia jika dibandingkan dengan Turki misalnya, tidak memiliki bargaining position yang baik kecuali dengan mengimbau di forum internasional agar kalangan yang berkonflik di Ukraina segera mengakhiri penderitaan rakyat Ukraina dan krisis keuangan, pangan, dan energi,” paparnya.