Pengelola Museum Harus Tanggung Jawab
jpnn.com - JAKARTA - Koordinator Masyarakat Advokasi Warisan Budaya (MADYA), Jhohannes Marbun mendesak pemerintah dan kepolisian mengusut tuntas hilangnya koleksi benda bersejarah di Museum Nasional Jakarta. Terutama meminta pertanggungjawaban pengelola museum.
Jhohannes menilai matinya alarm dan CCTV di museum sebagai sebuah tindakan yang tidak bertanggungjawab dan sama halnya sedang mengkambing-hitamkan benda mati sebagai pihak yang layak disalahkan.
Padahal sejatinya, ilmu pengetahuan dan teknologi seperti CCTV dan alarm dibawah kendali manusia, bahkan fungsinya membantu kerja-kerja manusia untuk melakukan pengawasan di sekitar museum.
"Artinya, dengan mengatakan bahwa CCTV dan Alarm tidak berfungsi sama halnya pihak pengelola museum telah absen dalam mengendalikan dan mengamankan museum dan koleksinya," kata Jhohannes, Minggu (15/9).
Menurut Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemerliharaan dan Pemanfaatan BCB di Museum dan Keputusan Menteri No..KM.33/PL.303/MKP/2004 tentang Museum, pengamanan koleksi termasuk tugas utama pengelola museum termasuk menyediakan prasarana dan sarana pengamanan.
Karena itu, tidak berfungsi optimalnya sistem pengamanan yang berakibat pada hilangnya koleksi emas Museum Nasional merupakan kesalahan kebijakan dan kelalaian pengelola museum yang berakibat pada bencana kehilangan bukti peradaban bangsa.
"Tanpa mengabaikan gerak usaha penelusuran, perlu didalami pula bagaimana tanggungjawab para pejabat Museum Nasional dalam kasus kehilangan yang dapat dianggap dan diduga sebagai tindakan melalaikan tanggung jawabnya yang berujung raibnya koleksi emas itu," tegasnya.
MADYA juga mendesak Pemerintah RI untuk memberikan perhatian serius terhadap kasus Museum Nasional, dan perlu dibentuknya tim audit independen untuk melakukan evaluasi dan investigasi terjadinya kasus tersebut.