Penggunaan Vaksin Ebola Masih Tunggu 2015
jpnn.com - JAKARTA - Badan Kesehatan Dunia (WHO) masih melakukan uji klinis pada vaksin penyakit ebola. Diperkirakan baru pada 2015 vaksin tersebut siap digunakan.
Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Tjandra Yoga Aditama mengatakan, proses pembuatan vaksin dan obat masih berjalan. Meski saat ini dunia kesehatan telah dinyatakan darurat ebola, vaksin dan obat tersebut tidak dapat dikeluarkan begitu saja.
"Tentu proses pembuatan vaksin dan obat harus dikerjakan dengan sempurna sesuai kaidah-kaidah tahapan ilmu yang ada. Perkiraan sejauh ini adalah vaksin di 2015," ujar Tjandra kemarin (10/8).
Karenanya, lanjutnya, hingga saat ini sejumlah pasien ebola hanya ditangani dengan supportive care. Mereka hanya diberikan obat atau alat agar keadaan umumnya bertambah baik.
"Obat tersebut bukan berfungsi untuk membunuh virus dalam tubuh, Sebab, memang hingga kini ebola masih belum ada obatnya," tuturnya.
Saat ini salah satu vaksin dan obat ebola tengah diproduksi oleh Mapp Biopharmaceutical di San Diego, Amerika Serikat. Salah satu produknya adalah ZMapp. Dalam skala laboratorium, percobaan ZMapp menunjukkan hasil yang menjanjikan terhadap monyet. Kendati masih dalam proses penelitian, ZMapp sendiri telah diberikan pada dua warga negara Amerika Serikat yang terserang ebola beberapa waktu lalu. Kondisi dua orang tersebut pun semakin membaik.
"Memang ada perkembangan baik. Tapi kan kita masih belum tahu itu karena daya tahan sang pasien yang baik atau bagaimana," ujar Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Ali Ghufron Mukti.
Menurut dia, meski telah memberikan efek yang baik bagi dua pasien tersebut, ZMapp masih belum dapat diberikan pada masyarakat di Afrika barat.