Pengikut Dimas Bertahan di Tenda-tenda, Menunggu Perintah Gaib
Tenda-tenda tempat para pengikut Dimas Kanjeng itu sebenarnya merupakan bangunan yang menjadi kunci kekuatan padepokan.
Sebab, meski bertumpu pada kemampuan linuwih yang diklaim dimiliki Dimas Kanjeng, kekuatan padepokan tersebut sesungguhnya ada pada para pengikut setianya.
Meski suasana padepokan sempat ramai lagi pada Sabtu malam (1/10) ketika Ketua Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng Marwah Daud Ibrahim hadir, kemarin (3/10) suasana kembali sepi.
Terutama setelah polisi selesai menggelar rekonstruksi pembunuhan Abdul Gani, mantan pengikut Dimas Kanjeng yang diduga dibunuh orang-orang dekat Dimas Kanjeng, Februari silam.
’’Santri’’ yang tinggal di tenda-tenda tinggal sekitar 200 orang.
’’Tapi, yang ngontrak di rumah-rumah warga masih banyak. Kalau sewaktu-waktu disuruh datang ke padepokan, mereka akan langsung datang,’’ tutur Hermanto.
Menurut cerita dia, padepokan itu bermula dari musala kecil yang hanya bisa menampung 20-an orang pada 2006.
Seiring tersebarnya kabar kesaktian Dimas Kanjeng Taat Pribadi, makin banyak pula pengikutnya.