Pengurus Korup Dipertahankan, Kader Kritis Malah Dipecat
Berdasar hasil survei, Golkar belum bisa merepresentasikan diri sebagaimana karakter kepemimpinan Jokowi. Karena itu, elektabilitas PG mengalami penurunan.
Sedangkan partai lain yang belum resmi mencalonkan Jokowi justru menuai peningkatan elektabilitas yang signifikan. "Atas dasar itulah, kegelisahan memperoleh relevansinya. Ibarat ungkapan pepatah, tidak mungkin ada asap tanpa ada api," ujarnya.
Karena itu Yorrys mempertanyakan sikap elite politik Golkar saat ini. Sebab, para elite partai berlambang beringin hitam itu seolah menutup mata.
"Entah apa yang ada di benak para elite Partai Golkar saat ini. Saya mengurut dada, namun inilah kenyataan yang dihadapi oleh Partai Golkar," katanya.
Bahkan, elite Golkar bertindak sewenang-wenang terhadap kader yang bersuara kritis merespons kondisi terkini. DPP PG malah memecat kader vokal seperti Ahmad Doli Kurnia yang memelopori Generasi Muda Partai Golkar (GMPG).
Menurut Yorrys, masa lalu telah mewariskan sejarah bahwa pemecatan tidak pernah membuat partai ini berjaya. Sejak era kepemimpinan Akbar Tanjung dan Aburizal Bakri, aksi pemecatan justru membuat PG makin terpuruk.
Perilaku tersebut menunjukkan PG kembali mempraktikkan tabiat masa lalunya yang sebenarnya sudah usang di era politik modern. "Atas dasar itu, dengan kondisi dan situasi internal politik saat ini, rasa-rasanya kejayaan Partai Golkar hanya menyisakan harapan yang jauh dari kenyataan," katanya.(boy/jpnn)