Penjelasan AirNav Indonesia setelah Tangkuban Perahu Berbahaya bagi Penerbangan
jpnn.com, JAKARTA - AirNav Indonesia terus memantau efek erupsi Gunung Tangkuban Parahu di Kabupaten Bandung Barat yang terjadi pada Jumat (26/7), pukul 15.48 WIB. Sebelumnya Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) telah menerbitkan Volcano Observatory Notice for Aviation (VONA) yang berarti kawasan Tangkuban Parahu berbahaya bagi penerbangan.
Meski demikian, aktivitas penerbangan yang ditangani AirNav Indonesia tak terimbas erupsi Tangkuban Parahu. "AirNav Indonesia menyatakan erupsi Gunung Tangkuban Perahu yang terjadi Jumat sore, sampai saat ini belum mengganggu aktivitas penerbangan," kata Manager Humas AirNav Indonesia Yohanes Sirait dalam pesan singkatnya kepada jpnn.com.
Hingga saat ini, kata Yohanes, tidak terdapat rute penerbangan dan bandara yang terdampak dari abu hasil erupsi Gunung Tangkuban Perahu. "Bandara terdekat yaitu Bandara Husein Sastranegara dan Bandara Kertajati berada di luar area volcanic ash (abu vulkanis, red),” tutur Yohanes.
BACA JUGA: Belum Ada Info soal Korban Jiwa Akibat Erupsi Tangkuban Parahu
Meski begitu, AirNav terus berkoordinasi dengan berbagai pihak seperti PVMBG dan Volcanic Ash Advisory Center (VAAC) Darwin. "Observasi akan dilakukan secara terus menerus dengan stakeholder penerbangan lainnya," ungkap dia.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Bandung Barat menutup kawasan wisata Gunung Tangkuban Parahu pascaerupsi. Merujuk hasil pantauan PVMBG, jatuhan abu vulkanik mencapai radius 1 - 2 km.(mg10/jpnn)