Penjual Air Galon Sempat Penasaran Sikap Terduga Teroris
jpnn.com, SURABAYA - Tri Murtiono, pelaku pengeboman di halaman Mapolrestabes Surabaya, dikenal sebagai pribadi yang tertutup di lingkungan tempat tinggalnya, Jl Tambak Medokan Ayu VI. Sehari-hari, dia jarang berinteraksi dengan warga sekitar.
“Memang jarang interaksi. Tetapi saya tidak melihat hal ganjil,” ujar Ketua RT 08 RW 02, Suwito. Saat pertama tinggal di rumah kontrakan tersebut, Tri seperti warga pada umumnya.
Dia datang untuk melapor dan memberikan fotokopi kartu keluarga, KTP dan surat nikah. Itu juga menjadi pertama dan terakhir kalinya dia berjumpa dengan ayah tiga anak tersebut.
Kecurigaan justru muncul dari Kasida. Seorang pengusaha air kemasan galon yang menjadi langganan keluarga Tri. “Biasanya dia yang datang ke toko saya untuk membeli galon. Tetapi sekitar sepuluh hari terakhir ini dia selalu minta pesan antar,” tuturnya.
Pertama kali mengantarkan galon, Kasida hanya bertemu dengan salah satu putra Tri. Dia diterima di depan pagar tanpa boleh menginjakkan kaki di teras. Kejadian itu membuat rasa penasaran muncul dalam benak Kasida.
“Gara-gara ketemu anaknya saya jadi penasaran sama bapaknya. Ada perasaan ganjil melihat tingkah laku mereka,” tambah pria asli Jogja tersebut. Keinginannya itu pun terwujud pada Senin (15/5). Sebuah pesan untuk kembali mengantar galon ke rumah Tri datang.
Pukul 06.00 pagi Kasida tiba di rumah Tri. Kesempatan itu lantas dia gunakan untuk memuaskan rasa penasarannya. “Saya mencoba mengonfirmasi pekerjaannya sebagai pengusaha alumunium. Tetapi bukannya dijawab saya malah mendapat ceramah,” tutur Kasida.
Suami dari Tri Ernawati tersebut memberikan banyak petuah terhadap Kasida. Hampir tiga puluh menit dia berdiri di depan pagar untuk mendengarkan ceramah tersebut. “Sekitar 06.30 WIB, dia pamit untuk berangkat kerja. Jadi saya pulang,” lanjutnya.