Pensiun, Thierry Henry Memilih Jadi Komentator
jpnn.com - Setelah 20 tahun berkarir di lapangan hijau, Thierry Henry akhirnya memutuskan gantung sepatu. Pemain kelahiran Les Ulis, Essonne, Prancis, tersebut dianggap sebagai salah satu striker terbesar dalam sejarah sepak bola.
Suara miring mengiringi kedatangan Thierry Henry di Arsenal dari Juventus pada musim panas 1999. Manajer Arsenal Arsene Wenger dianggap terlalu gegabah mengeluarkan dana 11 juta pound atau sekitar Rp 141 miliar "hanya" untuk menggaet seorang Henry.
Henry yang kala itu baru berusia 22 tahun, dianggap tidak terlalu istimewa. Apalagi kedatanganya untuk menggantikan striker Prancis lainnya, Nicolas Anelka. Penyerang yang sedang naik daun tersebut dilego ke Real Madrid.
Kekhawatiran Gooners "julukan fans Arsenal" hampir menjadi kenyataan. Dalam delapan pertandingan awal Premier League, Henry selalu gagal mencetak gol.
Perubahan posisinya dari winger menjadi penyerang agaknya akan gagal total. Henry tidak bisa beradaptasi dengan pertandingan Premier League yang cepat dan sangat fisikal.
Momen emas itu datang saat Arsenal bertandang ke St Mary"s Stadium, kandang Southampton, pada pekan kesembilan Premier League. Sebuah tendangan dari jarak 22 meter menjadi gol perdana Henry untuk Arsenal. Setalah itu, kran golnya mengalir dengan sangat deras. Pada akhir musim debutnya, Henry membukukan 26 gol dalam 47 laga.
Masa-masa sulit digantikan dengan periode gol demi gol. Dalam delapan musim, Henry empat kali menjadi top scorer Premier League.
Produk akademi AS Monaco tersebut mempersembahkan dua gelar Premier League dan tiga gelar Piala FA, plus menjadi finalis Liga Champions 2005-2006 untuk Arsenal. Yang paling dikenang tentu saja adalah ketika Arsenal menjadi juara tanpa sekalipun tersentuh kekalahan di musim 2003-2004.
Total, Henry mencetak 228 gol bersama Arsenal. Dia menjadi top scorer The Gunners sepanjang masa. Di Premier League, Henry 175 kali membobol gawang lawan. Itu menjadikannya sebagai pemain asing terbanyak yang mencetak gol di kasta tertinggi liga Inggris tersebut.
Karena pencapaiannya itu, Gooners menjuluki pahlawannya dengan panggilan King Henry. Pada Desember 2011, manajemen Arsenal membuat patung Henry di luar Stadion Emirates. Pose patung tersebut terinspirasi gaya selebrasi Henry usai mencetak gol. Yakni, berlutut dan mengepalkan kedua tangan ke bawah.
"Dalam mimpi terliarpun, saya tidak pernah membayangkan akan dibuatkan patung di depan stadion, kandang tim yang sangat saya cintai ini," ucap Henry sambil berlinang air mata kepada BBC.
Lepas dari Arsenal, Henry pindah ke Barcelona pada musim panas 2007. Dia bertahan di Camp Nou hingga 2010.
Setelah itu, dalam empat tahun terakhir, pemain yang pernah merasakan menjadi juara dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 tersebut berkelana ke Amerika Serikat. Henry membela New York Red Bulls. Dia sempat comeback ke Arsenal dengan menjalani masa pinjaman singkat pada 2012.
Pada 17 Agustus tahun depan, Henry genap berusia 38 tahun. Bagi Henry, waktunya sudah datang. Dia memutuskan pensiun sebagai pemain.
"Saya sangat beruntung menjalani karir yang luar biasa dengan memori yang juga luar biasa. Dan saya sudah tidak sabar untuk memulai bab selanjutnya dalam hidup," kata Henry sebagaimana dilansir Daily Mail.
Memasuki masa pensiun, Henry akan berkarir di dunia televisi. Dia menjadi komentator sepak bola untuk Sky Sports. Henry bakal bergabung dengan legenda-legenda sepak bola Inggris seperti Gary Neville, Jamie Carragher, dan Jamie Redknapp.
"Saya sudah bermain dengan beberapa tim terbaik sepak bola dan sekarang saya bergabung dengan tim terbaik di Televisi. Saya akan berusaha memberikan analisis yang terbaik. Sudah tidak sabar rasanya," katanya.
Carragher mengatakan sangat antusias dengan bergabungnya Henry. "Pemain belakang manapun akan gentar saat berhadapan dengan dia. Henry jelas lawan tertangguh yang saya hadapi, mungkin pemain terbaik Premier League yang pernah saya lihat. Saya gembira sekarang kami berada di pihak yang sama," kata legenda Liverpool tersebut. (nur/ca)