Penurunan Harga Minyak Tekan Defisit APNB
Senin, 08 September 2008 – 12:08 WIB
”Kalau sekarang harga mendekati USD 100 per barel, harga rata-rata minyak sampai akhir tahun akan lebih rendah seperti waktu kami sampaikan ke DPR,” kata Menkeu Sri Mulyani Indrawati di Jakarta akhir pekan lalu. Harga aktual minyak mentah dunia saat ini berada di kisaran USD 106 per barel.
Dalam prognosa yang disampaikan kepada DPR Juni lalu, subsidi BBM pada 2008 diperkirakan akan melonjak menjadi Rp 180,3 triliun, lebih tinggi dari pagu APBN-P sebesar Rp 126,8 triliun. Volume konsumsi diperkirakan sebesar 39-40 juta kiloliter, lebih besar dari anggarannya 35,5 juta kiloliter. Sedangkan subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp 88,4 triliun, lebih tinggi dari dari anggaran APBN-P sebesar Rp 60,3 triliun.
Menkeu menambahkan, jika rata-rata harga minyak terus menurun, pos subsidi juga akan berkurang. Namun dia mengingatkan, subsidi bukan hanya terkait dengan harga, namun juga konsumsi. ”Kalau BBM dan konsumsi listrik juga tergantung dari volume grossnya,” kata Pelaksana Jabatan Menko Perekonomian tersebut.
Sri Mulyani melanjutkan, di sisi lain, penerimaan pajak dan bukan pajak dari migas juiga akan ikut turun. ”Hanya saja, netto-nya masih positif. Jadi kalau harga minyak lebih rendah dari USD 130 defisit kita lebih kecil itu mungkin. Berapanya, nanti kita lihat,” kata Sri Mulyani.
Sehingga sepanjang pekan lalu, harga minyak terpangkas hingga USD 9,23. Pada perdagangan Jumat (5/9) di bursa NYMEX, minyak jenis light sweet pengiriman Oktober turun USD 1,66 atau atau USD 1,54 persen ke posisi USD 106,23 per barel. Sedangkan bursa London, kontrak minyak jenis Brent juga turun hingga USD 2,21 dolar atau 2,08 persen ke posisi USD 104,09 per barel. (sof)