Penyebab emosi dan agresif setelah main video game
jpnn.com - SETELAH bermain video game, perasaan emosi dan agresif tanpa disadari bisa meningkat. Namun rupanya tidak selalu karena konten kekerasan yang menjadi biang keladi. Studi menemukan adanya faktor lain yang juga memberikan pengaruh agresif pada otak gamer.
Untuk membuktikannya para peneliti melakukan berbagai studi, termasuk membuat versi tanpa-kekerasan dari salah satu game populer, Half-Life 2. Permainan ini dimodifikasi untuk menentukan kontra-intuitif dan tingkat kesulitan kontrol dibuat lebih sulit.
"Ini rupanya menimbulkan perasaan ketidakmampuan yang berefek pada reaksi yang lebih agresif pasca bermain," kata peneliti Dr. Andrew Przybylski, seperti dilansir laman BBC, Selasa (/4).
Studi dari University of Oxford ini dilakukan untuk menentukan apakah adegan kekerasan dalam game membuat pemain merasa lebih agresif. Rupanya, pemain yang tidak terbiasa dengan kontrol unik permainan Half-Life 2 ini menjadi lebih agresif dibandingkan dengan mereka yang sudah terbiasa.
"Kami fokus pada motif orang-orang yang bermain game elektronik dan menemukan bahwa mereka memiliki kebutuhan psikologis ketika bermain," kata Dr. Przybylski lebih lanjut.
Oleh sebab itu, menurutnya jika pemain merasa digagalkan oleh kontrol atau desain permainan, mereka bisa dengan mudah emosi. Penguasaan akan kontrol permainan akan jauh lebih berpengaruh dalam respons agresi pemain dibandingkan dengan materi kekerasan di dalam video game itu sendiri.
"Pemain video game tanpa konten kekerasan pun akan tetap agresif setelah bermain jika mereka belum mampu menguasai kontrol dalam game tersebut," pungkasnya.
Hubungan antara kekerasan dan permainan video game merupakan topik yang sering diperdebatkan di kalangan psikolog. Sebuah studi baru-baru ini menunjukkan bahwa bermain video game yang penuh adegan kekerasan dalam jangka waktu yang lama, dapat menahan kematangan moral remaja.