Penyerang Kiai di Lamongan Bertemu Ibunya, Mengharukan
Responsnya cukup positif. Bahkan, dia ikut menangis ketika ayahnya mengajaknya pulang. ”Mau pulang,” rengeknya.
Setelah hampir setengah jam bertemu Nandang, keluarga kemudian diajak masuk ke ruang kepala rumah sakit. Mereka diminta untuk memberikan informasi kepada tim psikiater yang menangani Nandang.
Kepada media, Sriana mengaku anaknya sudah lama meninggalkan rumah. ”Dia (Nandang, Red) meninggalkan rumah sekitar empat tahun lalu,” ucap Sriana sambil terisak.
Sejak saat itu Nandang tidak pernah pulang. Kabarnya pun tak pernah terdengar. Sejak kelas VIII SMP, anaknya itu memang sudah sulit berinteraksi dengan orang lain. Dia pun diindikasikan gila.
Kabidhumas Polda Jatim Kombespol Frans Barung Mangera mengungkapkan, pertemuan Nandang dengan keluarga menjadi akhir dari serangkaian peristiwa yang terjadi di Lamongan. Barung menegaskan, tidak ada rekayasa dalam pertemuan itu.
Di kesempatan lain, Wakapolri Komjen Syafruddin mengungkapkan, sejak tiga minggu lalu pihaknya menerjunkan tiga tim khusus untuk menyelidiki isu penyerangan tokoh agama.
Tiga tim tersebut beroperasi di Jatim, Jogjakarta, dan Jabar. ”Sebenarnya tidak hanya di sini, hanya saja yang terbesar di tiga daerah itu,” katanya seusai bersilaturahmi dengan ulama se-Jatim kemarin.
Syafruddin datang khusus ke Jatim untuk melakukan supervisi pada tugas tersebut. ”Sudah ada hasilnya, pembuat informasi hoax sudah diamankan dan akan dikembangkan,” katanya.