Penyerapan Belanja Negara Rendah
Rabu, 22 Desember 2010 – 09:54 WIB
Sementara itu, untuk realisasi belanja non K/L, dilaporkan juga masih rendah, yakni baru mencapai Rp 276,0 triliun atau 66,4 persen dari pagu APBN-P 2010. Realisasi ini lebih rendah dibandingkan dengan realisasi pada periode yang sama tahun sebelumnya, yaitu sebesar 68,1 persen dari APBN-P 2009. Realisasi tersebut antara lain terdiri dari realisasi subsidi yang mencapai Rp 129 triliun atau 64,1 persen dari pagu APBN-P 2010, namun sedikit lebih tinggi dari tahun sebelumnya yang sebesar 61,1 persen dari APBN-P 2009, terutama subsidi energi (BBM dan listrik).
Kemudian, realisasi bunga utang dilaporkan mencapai Rp 78,6 triliun atau 74,4 persen dari pagunya dalam APBN-P 2010, yang lebih rendah 1,9 persen dari tahun sebelumnya. Hal ini disebut berkaitan dengan adanya penghematan bunga utang dalam negeri akibat lebih rendahnya tingkat bunga SBI (3 bulan). Penghematan bunga utang luar negeri ini sendiri berkenaan dengan apresiasi nilai tukar rupiah.
Sementara, realisasi belanja lain-lain mencapai Rp 10,8 triliun, atau 32,9 persen dari pagunya dalam APBN-P 2010. Penyerapan belanja lain-lain tersebut lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebesar 49,2 persen dari APBN-P 2009. Kondisi ini disebut berkaitan dengan tidak adanya realisasi biaya Pemilu dan bantuan langsung tunai (BLT), serta rendahnya realisasi belanja penunjang.