Penyu Paloh Mati Bukan Karena Tar Aspal
jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya memastikan penyu Hijau dan Sisik di kawasan perairan Pantai Paloh, Kabupaten Sambas, Kalbar mati bukan karena keracunan tar aspal.
Tim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) sudah terjun ke lokasi dan tidak menemukan kemungkinan proyek yang berhubungan dengan aspal sekitar pantai tersebut.
"Sampai saat ini belum ditemukan adanya kegiatan yang patut diduga menghasilkan minyak/aspal," ujar Menteri Siti melalui keterangan persnya.
Limbah yang paling banyak ditemukan di sekitar lokasi adalah sampah yang berasal dari utara. Seperti dari Vietnam.
Berdasarkan laporan tim KLHK tersebut maka ada kemungkinan penyu tanpa sengaja memakan sampah di laut karena mirip cumi-cumi. Karena itu kemungkinan kecil tewas karena tar aspal.
"Sumber minyak/aspal yang paling mungkin diperkirakan berasal dari tank cleaning kapal-kapal secara ilegal. Kemungkinan lain dari refinary di Brunai dan Singapore. Tapi kemungkinan ini kecil karena jarak yang cukup jauh," tegas Menteri Siti.
Sebelumnya diberitakan, sebanyak 21 ekor Penyu Hijau dan Sisik ditemukan mati sepanjang Februari hingga April 2018 di kawasan perairan Pantai Paloh.
Sempat disebut penyebabnya adalah tar aspal yang mencemari perairan. Namun, hasil penelitian tim KLHK tidak menemukan pencemaran aspal tersebut. Saat ini tim terus berupaya untuk tindak lanjut akibat pencemaran sampah dan meminta masyarakat turut menjaga kehidupan satwa di perairan tersebut lewat kebersihan lingkungan. (flo/jpnn)