Penyuluh Swadaya Mengawal Petani Takalar Lakukan Percepatan Tanam Padi
jpnn.com, TAKALAR - Isu terkait ancaman kekeringan di tengah wabah Covid-19 membuat penyuluh pertanian makin bersemangat mengawal petani melakukan percepatan tanam di wilayahnya. Dengan memanfaatkan ketersediaan air, petani gencar olah lahan.
Salah satunya seperti yang dilakukan Kelompok Tani (Poktan) Limbang Seppe, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan.
Menurut Isra, Penyuluh Pertanian Swadaya yang ikut bersama petani melakukan percepatan tanam padi, luas lahan yang dimiliki Poktan Limbang Seppe 25 Ha dalam satu hamparan dan semuanya merupakan sawah tadah hujan.
Ketersediaan air yang bersumber dari air hujan perlu disikapi dengan segera melakukan pengolahan tanah. Hal ini karena kondisi cuaca yang sulit diprediksi, khususnya saat musim hujan.
"Kami terus berusaha memberikan motivasi ke petani agar semangat dalam melakukan olah tanah dan olah tanam, apalagi ada prediksi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) perihal adanya potensi kekeringan, maka kami sebagai penyuluh swadaya harus ikut berkontribusi dengan melakukan langkah-langkah antisipasi agar pangan bisa tetap tersedia dengan aman, salah satunya dengan mempercepat tanam," tutur Isra.
Selain itu, salah seorang petani dari Poktan Limbang Sippe, Daeng Tanganga, juga mengatakan sebagai petani, dirinya sangat berterima kasih kepada pemerintah yang telah memfasilitasi pupuk, benih bersubsidi dan semua sarana yang dibutuhkan, seperti mesin hand traktor dan air.
“Khusus mesin hand traktor, kami bisa sewa pada pemilik, tapi kalau air tidak tersedia, ini pasti menyulitkan kami. Makanya karena saat ini air masih tersedia dengan baik, kami segerakan pengolahan lahan,” ujar Daeng.
Sepreti di tahun-tahun sebelumnya, pada musim tanam kedua, biasanya Daeng maupun petani lainnya di wilayah ini menanam dengan bantuan air hujan, dan hal ini kadang bertahan hingga memasuki bulan ke tiga.