Perahu Ikan Penuh Penumpang Terbalik, Delapan Tewas
Menurut penuturan Nur Kholis, 40, yang juga nakhoda perahu lain, perahu yang tenggelam saat itu berada di dekat perahunya. "Saya melihat kondisi perahu sudah sangat kelebihan beban. Jenis perahu yang digunakan itu bukan perahu penumpang, tapi pencari ikan," terangnya.
Saat kejadian tersebut, dia tidak pikir panjang dan langsung menolong korban. "Saya menolong delapan orang. Empat orang kritis, satu meninggal, dan tiga selamat," jelas Kholis.
Susanto, perawat di RSU RA Kartini, menjelaskan, korban meninggal karena pernapasannya terganggu lantaran air laut masuk ke tubuh. "Saat dibawa ke rumah sakit, kondisi delapan korban sudah tidak bernyawa. Sementara itu, korban yang dibawa ke rumah sakit dalam kondisi kritis berhasil ditolong semua," katanya.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jepara Lulus Suprayetno menjelaskan, pihaknya menerima aduan dari masyarakat bahwa ada 14 korban yang belum ditemukan. Pihaknya pun membuka dua posko utama, yaitu di RSU RA Kartini dan Dermaga Jepara, untuk menerima aduan dari warga. "Pencarian korban terus dilakukan. Setidaknya sampai sepekan ke depan," tegasnya.
Menurut dia, gelombang laut saat ini berubah-ubah. Pagi kemarin ombak tenang. Tetapi, menjelang siang sampai sore, cuaca memburuk. "Kondisi arus di perairan sekitar Pulau Panjang lebih deras jika dibanding sekitar Pantai Kartini. Karena itu, seluruh nelayan kami imbau tidak beraktivitas di laut," tegasnya.
Hal senada diungkapkan Koordinator Pos Basarnas Jepara Agung H.P. Menurut dia, berdasar informasi dari Badan Meteorologi, Kimatologi, dan Geofisika (BMKG) Jawa Tengah, kecepatan gelombang kemarin 2,5"3 knot dengan kecepatan angin 10"16 knot (mil per jam). "Kondisi itu membuat Syahbandar Jepara tidak memperbolehkan aktivitas di laut," paparnya. (zen/lil/jpnn/c5/kim)