Peran Amien Rais di Balik Kongres PAN yang Dianggap Memaksa Aklamasi
jpnn.com - JAKARTA - Pengamat politik dari Habibie Center, Bawono Kumoro mengingatkan Amien Rais, tokoh reformasi untuk terlalu jauh turut campur dalam kongres Partai Amanat Nasional (PAN) di Bali. Menurutnya, peran dominan yang sampai memaksakan untuk dilakukan aklamasi pada pemilihan ketua umum PAN akan menurunkan pamornya.
"Dalam politik, aklamasi itu tidak mencerminkan demokrasi yang sehat, karena sering memunculkan kesan dipaksakan," ujar Bawono kepada wartawan di Jakarta, Sabtu (28/2).
Dia menambahkan tren aklamasi ini harus dihilangkan, kalau partai politik ingin membangun budaya demokrasi. Bawono mengapresiasi langkah Hatta Rajasa yang terus maju dalam pencalonan ketua umum, meskipun muncul tekanan dari Amien Rais yang menjagokan besannya, Zulkifli Hasan.
"PAN akan bisa berkembang, jika bisa melepaskan diri dari tren aklamasi, karena semua kader diberikan kebebasan untuk menyalurkan suaranya," ucapnya.
Bawono pun berpesan agar PAN yang merupakan salah satu anak kandung reformasi, tidak dijadikan sebagai sebuah perusahaan politik yang sahamnya hanya didominasi oleh satu orang.
"Sekali lagi saya tekankan, partai politik tidak akan berkembang jika diperlakukan sebagai perusahaan dengan saham mayoritas dimiliki satu orang. Yang ada nanti adalah pemaksaaan kehendak dalam setiap pengambilan keputusan. Bursa pencalonan ketua umum, akan menjadi ujian serius bagi eksistensi politik Amien Rais di masa depan," katanya.
Pernyataan Bawono ini diamini oleh pengamat senior dari UIN Dr. Bakir Ihsan. Menurutnya, PAN harus bisa berkembang menjadi partai modern, khususnya dalam mengembangkan nilai-nilai demokrasi di Indonesia.
"Aklamasi itu biasanya dilakukan kalau sudah tidak ada lagi calon yang mumpuni. Saya pikir dengan keberadaan Bang Hatta di PAN, aklamasi akan menjadi sebuah cerita lain," ujarnya. (jpnn)