Perang di Mimika: 346 Warga Mengungsi ke Jayapura
jpnn.com - SENTANI - Konflik yang terjadi di Kwamki Narama, Mimika, Papua membuat warganya dikepung rasa tak aman. Ratusan warga pun memutuskan untuk mengungsi, hingga ke Jayapura.
Tercatat, sejak terjadinya perang antarsuku, sebanyak 346 jiwa dari 114 kepala keluarga di Kampung Yile Yale, Distrik Kwamki Narama, Kabupaten Mimika terpaksa mengungsi. Mereka memilih mengungsi dengan menggunakan pesawat dengan tujuan ke Sentani Kabupaten Jayapura. Untuk sementara mereka tinggal di tenda-tenda pengungsian yang mereka bangun di Polomo Sentani Kota.
"Kami mengungsi ke Jayapura sejak hari Senin, karena di Mimika kami tidak mendapat perhatian dari pemerintah dan juga tidak aman, sehingga kami ke sini. Kami berharap bisa mendapatkan perhatian dari pemerintah Provinsi Papua dan DPRP Papua, karena rumah kami sudah dibakar dan harta benda pun dijarah oleh suku yang menyerang kami," ungkap Koordinator pengungsi Jhon Wonda saat ditemui Cenderawasih Pos, di kamp pengungsian di Polomo Sentani, Kamis (28/7) sore.
John mengatakan, 346 warga dari Mimika ini mengungsi atas inisiatif dan biaya sendiri. "Kami utamakan anak-anak, ibu-ibu dan juga orang tua supaya mereka aman, sementara pemuda dan bapak-bapak masih berada di tempat pengungsian di SP III (Mimika). Untuk makan kami dapatkan dari keluarga yang ada di Sentani, kami tidur di tenda yang dibuat dari rumput, tapi tidak apa yang penting kami aman," ucapnya.
Terpisah, Bupati Jayapura Mathius Awoitauw mengatakan bahwa belum ada komunikasi antara Pemerintah Kabupaten Mimika dengan Pemda Kabupaten Jayapura soal warga yang mengungsi di Kota Sentani. "Belum ada komunikasi," singkatnya.
Sementara itu, Kapolres Jayapura, AKBP Gustav R Urbinas membenarkan bahwa warga pengungsi kebanyakan wanita dan anak-anak. "Mereka datang mengatasnamakan beberapa jemaat dari gereja GIDI di jemaat Timika, sehingga karena pertimbangan masalah keamanan, mereka terpaksa datang ke sini dan tinggal di pastori gereja GIDI Efesus yang ada di Polomo Sentani," ungkapnya.
Warga Mimika yang mengungsi ini sudah mulai pindah ke Sentani sejak 26 Juli kemarin. Kemungkinan warga yang mengungsi ini akan terus bertambah, mengingat konflik antarsuku di Mimika ini belum benar-benar tuntas. (bet/tri/adk/jpnn)