Perayaan Cap Go Meh TMP Soroti Kemiripan Bhinneka Tunggal Ika dengan Falsafah Tiongkok
"Mungkin gotong royong selanjutnya perlu kehadiran kita bersama, tokoh-tokoh Tionghoa atau siapapun, dengan membaur merasakan apa yang sesungguhnya menjadi keluhan orang Indonesia kebanyakan," imbuhnya.
Dirinya lalu mengutip satu istilah dari Bahasa Mandarin yang artinya bahwa seorang pemimpin menjadikan rakyatnya dewa, tapi rakyat menjadikan kesejahteraan, mengentaskan kemiskinan sebagai dewanya.
"Jadi, siapa yang bisa merasakan betul, mengentaskan betul apa yang menjadi keluhan rakyat ini, dialah yang menjadi pemimpin selanjutnya," pungkasnya.
Sekretaris DPC Taruna Merah Putih Jakarta Utara Niko Atmaja, yang juga ketua panitia Perayaan Cap Go Meh, mengungkapkan harapan acara yang diselenggarakan bisa mempererat persatuan dan persaudaraan.
"Harapan saya enggak muluk-muluk, saya ingin teman-teman merasakan persatuan dan persaudaraan itu bisa muncul kapan saja. Tidak harus melalui acara Capgome, tapi kita manfaatkan acara ini untuk berkumpul bersama. Selain perayaan Capgome, kita juga memperingati hari lahir Ibu Fatmawati, istri dari Bung Karno," ujar Niko.
Tema yang diangkat dalam acara tersebut, kata Niko, adalah 'Persatuan Indonesia untuk Indonesia Raya dengan Jiwa Gotong Royong Penuh Harapan'.
"Mudah-mudahan harapan kami dari PDI Perjungan juga dari Taruna Merah Putih, bapak ibu bisa bergotong-royong bersama kami membangun Indonesia lebih baik lagi ke depannya. Tidak peduli apapun etnis kita, apapun agama kita, kita bersatu membangun negara kita tercinta," tuturnya.
Ketua DPD PDI Perjuangan DKI Jakarta Ady Widjaja yang turut hadir dalam acara tersebut turut menyampaikan sejarah singkat tentang Imlek, yang menurutnya, hingga saat ini masih banyak masyarakat belum memahaminya.