Percepat Penanganan COVID-19, WHO Minta Duit Rp 522 Triliun
jpnn.com, JENEWA - Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mendesak masyarakat internasional untuk membantu menutup kekurangan finansial sebesar USD 35 miliar (Rp 522 triliun) untuk program Access to COVID-19 Tools Accelerator.
Program tersebut merupakan sebuah kolaborasi global yang dipimpin WHO untuk pengembangan diagnosis, terapi, dan vaksin COVID-19.
"Kami tidak meminta sumbangan amal. Kami meminta investasi demi pemulihan global," ujar Direktur Jenderal (Dirjen) WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus dalam konferensi pers pada Jumat (25/9).
Dia menambahkan bahwa keuntungan ekonomi dari pemulihan perdagangan dan perjalanan internasional saja akan mengembalikan investasi ini dengan sangat cepat.
WHO mengakui bahwa jumlah dananya memang sangat besar.
"Namun dalam konteks melawan pandemi global dan mendukung pemulihan ekonomi global, ini cukup murah," ujar Tedros.
Dari dana tersebut, sebesar USD 15 miliar diperlukan dengan segera untuk mendanai riset dan pengembangan, memperluas manufaktur, mengamankan pembelian, serta memperkuat sistem pengiriman.
Dirjen WHO itu mengumumkan bahwa para pemimpin dunia akan melangsungkan pertemuan secara virtual pada pekan depan di sela-sela acara tingkat tinggi Sidang Majelis Umum PBB guna membahas upaya ACT-Accelerator serta meminta komitmen finansial untuk merealisasikan janjinya.