Perceraian PNS Tinggi, Dipicu Ekonomi Hingga Hadirnya Orang Ketiga
jpnn.com - PALABUHANRATU - Perceraian Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan Pemkab Sukabumi nampaknya masih tinggi.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, selama lima tahun terakhir, sedikitnya ada 387 PNS berpisah dengan pasangannya (Lihat grafis). Untuk tahun ini saja, Kepala Bidang (Kabid) Pembinaan Pegawai Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Sukabumi, Muhammad Yunus menyebutkan, ada 77 PNS yang bercerai.
Data tersebut didominasi pihak perempuan yang menggugat. Yakni sebanyak 47 perempuan dan 30 penggugat laki-laki.
Perceraian tersebut diduga akibat faktor ekonomi, Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), dan pihak ketiga dalam keluarga mereka.
"Angka perceraian yang paling tinggi terjadi pada pada tahun 2012. Pada tahun itu terjadi 91 pegawai yang bercerai," ungkapnya.
Meskipun pihaknya berupaya melakukan pembinaan dan memediasi kedua belah pihak, namun mereka bersi kukuh dalam sikapnya untuk tetap berpisah.
Untuk mengantisipasi meningkatnya angka perceraian di lingkungannya itu, pihaknya terus menggenjot sosialisasi dan menggalakkan program sakinah mawaddah warahmah dalam berkeluarga.
"Semoga saja di tahun mendatang, angka perceraiannya bisa ditekan lagi," harapnya.
Kondisi ini jelas membuat Sekda Kabupaten Sukabumi, Adjo Sardjono mengaku prihatin. Terlebih, hingga kini kasus perceraian di lingkungan pejabat publik masih terjadi. Menurutnya, alasan yang disampaikan oleh yang bersangkutan memang bervariatif.
"Masih terjadi perceraian itu, jujur saja kami merasa prihatin dengan keadaan yang menimpa mereka," ujar Adjo Sardjono kepada Radar Sukabumi (Grup JPNN).
Dikatakan Adjo, pada prinsipnya Pemkab Sukabumi telah melakukan upaya untuk mencegah perceraian di lingkungan pegawainya. Dimulai melakukan sosialisasi hingga mediasi. Namun, hal itu tidak bisa merubah keputusan mereka sehingga perceraian pun tak dapat dihindari.
"Upaya pencegahan perceraian sih sudah dilakukan, namun mereka tetap pada keputusannya. Ya kami tidak bisa memaksa karena mereka sudah merasa tidak cocok," tandasnya.(ren/d)