Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Perih sang Ibunda Dituduh Maling Ayam, Kini jadi Pengusaha Sukses

Kamis, 10 September 2015 – 16:32 WIB
Perih sang Ibunda Dituduh Maling Ayam, Kini jadi Pengusaha Sukses - JPNN.COM
Haji Doni. Foto: Mesya Muhammad/JPNN.com

"Kalau mau sukses, harus minta doa orangtua dan rajin sedekah. Sedekah tidak nanti kita mampu. Saat kita miskin, harus tetap bersedekah," tuturnya.

Kecintaan Doni akan sapi kini menurun kepada putri pertamanya, Salsa. Sejak kecil, Salsa sudah senang memelihara sapi. Melihat hobi putrinya itu, Doni memberikan anaknya sapi lokal jenis‎ sherollis. Sapi berwarna putih itupun diberi nama Bully.

‎Bully dirawat keluarga Doni sejak lahir. Yang unik, Bully tidak hanya makan jerami saja. Makanan manusia seperti pidza, burger, tempe, gorengan, soft drink dikonsumsi Bully. Bully juga dirawat layaknya anak sendiri. Setiap bulan, Bully diperiksa oleh dokter hewan khusus yang tarifnya sekali periksa Rp 300 ribu.

Pada 2007, tepat di enam tahun usia Bully, datanglah seorang kyai dari Cirebon. Sang kyai meminta Doni menjual sapinya. Namun Doni menolak, karena Bully tidak akan pernah dijual karena sudah dianggap seperti keluarga sendiri.

Namun, sang kyai tetap ngotot dan akhirnya bisa mengubah pendirian Doni. Tanpa tawar menawar, Bully yang beratnya sekitar satu ton itu akhirnya dilepas dengan harga Rp 125 juta. Putri Doni, Salsa sampai mer‎aung-raung karena tidak rela sapi kesayangannya dijual.

"Saya juga nangis waktu itu, semuanya menangis karena sangat kehilangan. Tapi saya ingat kata kyai, daripada mati dimakan usia mendingan dijual dan bisa dimakan fakir miskin," bebernya.

Saking cintanya ke Bully, Doni mengaku tidak mau memegang uang Rp 125 juta tersebut. Atas persetujuan putrinya Salsa, uang itu digunakan untuk menghajikan tiga orang kaum mustahiq. Salah satu yang dihajikan Doni adalah karyawannya yang sudah puluhan tahun ikut keluarganya.

"Karyawan saya itu cuma tukang arit. Dia biasanya ambil jerami untuk sapi. Kebetulan cita-citanya ingin ke Baitullah, makanya saya hajikan. Sekarang ketiga orang yang saya hajikan dengan uang penjualan Bully sudah almarhum. Namun saya bahagia, karena Bully itu tiga orang fakir miskin bisa menjadi tamu Allah," tutup Doni. (esy/jpnn)

DENDAM ‎bisa menjadi pelecut untuk meraih sukses, seperti yang dialami Haji Doni, pengusaha sapi, showroom mobil, dan properti dengan omzet ratusan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close