Perikanan Budidaya Belum Optimal
Rabu, 07 Maret 2012 – 09:21 WIB
BANDUNG - Perikanan budidaya merupakan hulu dalam hal penyediaan bahan baku. Sub sektor ini menetapkan empat komoditas utama, yakni udang, rumput laut, bandeng dan patin untuk mendukung kebijakan industrialisasi perikanan. Dalam hal ini diperlukan dukungan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) dan penyediaan Sumber Daya Manusia (SDM) yang matang, inovatif dan kompeten. Hal itu diungkapkan Menteri Kelautan dan Perikanan Sharif Cicip Sutardjo saat membuka Rapat Kerja Teknis (Rakernis) terpadu di Hotel Garden Flower, Bandung Selasa (6/3). "Potensi perikanan budidaya di Indonesia masih yang terbesar di Asia Tenggara dengan luas lahan lebih dari 15,59 juta hektare (ha). Itu terdiri dari budidaya air tawar seluas 2,23 juta ha, budidaya air payau 1,22 juta ha dan budidaya laut mencapai 12,14 juta ha," ungkap Cicip.
Hanya, pemanfaatan dari potensi yang dimiliki belum optimal. Lahan budidaya air tawar misalnya, baru sebesar 10,01 persen, budidaya air payau 40 persen, dan bahkan budidaya laut baru mencapai 0,01 persen. Meski pemanfaatan potensi perikanan budidaya belum optimal, produksi perikanan budidaya menunjukkan kenaikan signifikan dari 4,78 juta ton pada 2009 kemudian menanjak jadi 6,97 juta ton 2011.
Produksi perikanan budidaya memberikan kontribusi sebesar 56,33 persen dari total produksi perikanan nasional, dengan laju pertumbuhan yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan perikanan tangkap, yakni sebesar 21,83 persen. Pada rakornas terpadu kali ini melibatkan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB), Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan dan Perikanan (Balitbang KP) dan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kelautan dan Perikanan (BPSDM KP). "Menjadi tugas kita untuk mengajak, mendorong dan memfasilitasi Rumah Tangga Perikanan (RTP) Budidaya untuk dapat berkembang, sehingga mampu berperan dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional," pinta Cicip pada peserta rakornas.
BANDUNG - Perikanan budidaya merupakan hulu dalam hal penyediaan bahan baku. Sub sektor ini menetapkan empat komoditas utama, yakni udang, rumput
Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News
BERITA LAINNYA
- Bisnis
Kredit Pintar Sukses Ajak Kaum Muda Bersuka Ria Lewat Sorak Sorai Fest 2024
Kamis, 02 Januari 2025 – 03:11 WIB - Industri
Kebutuhan Tepung Panir Capai Rp 1 Triliun, BRRC Optimistis Kuasai Pasar
Rabu, 01 Januari 2025 – 21:51 WIB - Bisnis
Sepanjang 2024, Surveyor Indonesia Verifikasi 43 Komoditas Barang Impor
Rabu, 01 Januari 2025 – 20:34 WIB - Makro
F-PAN Apresiasi Keberhasilan Pemerintah Mengatasi 10 Tantangan Ekonomi di 2024
Rabu, 01 Januari 2025 – 20:16 WIB
BERITA TERPOPULER
- Humaniora
Kecam Survey OCCRP Sudutkan Jokowi, Golkar Singgung PDI Perjuangan
Rabu, 01 Januari 2025 – 22:58 WIB - Kalteng
Polisi Selidiki Kebakaran Tewaskan Penghuni Rumah di Kalteng
Rabu, 01 Januari 2025 – 21:54 WIB - Hukum
Kinerja Polri 2024 di Bawah Jenderal Listyo Sigit Presisi, Menuju Indonesia Emas di Tengah Netizen Cemas
Kamis, 02 Januari 2025 – 01:05 WIB - Olahraga
Bos Persib Bocorkan Pemain Baru Incaran Bojan Hodak
Rabu, 01 Januari 2025 – 16:30 WIB - Moto GP
Jorge Martin Sebut Ducati Masih Superior Untuk MotoGP 2025
Rabu, 01 Januari 2025 – 21:44 WIB