Peringatan Hari Santri dan Sosialisasi 4 Pilar di Bawean Membeludak
jpnn.com, GRESIK - Peringatan Hari Santri bersamaan dengan Sosialisasi Empat Pilar MPR, di Pulau Bawean, Gresik, Jawa Timur pada Rabu malam (30/10), berlangsung hingga Kamis dini hari (31/10). Para santri dan santriwati dari berbagai pondok pesantren di wilayah itu membeludak di Lapangan Tanjung Anyar.
Kegiatan yang dihadiri Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid, dan KH manarul Hidayat, itu mengkombinasikan mauidlatul hasanah dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Empat Pilar MPR sebagai konsensus kebangsaan, yakni Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bineka Tunggal Ika.
Jazilul usai acara itu menyampaikan bahwa kegiatan tersebut dilakukan untuk penguatan terhadap pemahaman para santriwan dan santriwati akan nilai-nilai agama dan kebangsaan. "Saya berharap di Bawean, empat Empat Pilar kebangsaan dan ciri keislaman yang Rahmatan Lil 'Alamin itu terus dikembangkan," ucara Jazilul.
Dia pun menyampaikan bahwa kekuatan Nahdlatul Ulama (NU) tergambarkan pada antusiasme masyarakat dan para santri yang membeludak di lapangan terbuka itu. Terlebih lagi, nilai-nilai agama disampaikan oleh ulama sekaligus Mustasyar PBNU KH Manarul Hidayat.
Dia berharap melalui peringatan Hari Santri Nasional sekaligus sosialisasi Empat Pilar tersebut, pemahaman masyarakat terhadap nilai-nilai agama dan kebangsaan semakin menguat. Terutama untuk menjaga pesatuan di tengah berbagai tantangan global.
"Karena ini memperingati hari santri, selama ini para santri itu mengutamakan kecintaan pada tanah air. Sebetulnya itu tidak problem. Tapi momentum seperti ini untuk memompa semangat bahwa tantangan hari ini berbeda dari yang kemarin," tambahnya.
Jazilul yang juga putra asli Bawean, ini menambahkan, para santriwan dan santriwati juga harus memahami bahwa keberadaan Pondok Pesantren dan peran mereka sendiri sangat dibutuhkan bangsa ini ke depannya.
"Pertama, hari ini santri harus ada penguatan pada sumber daya manusia. Kedua, ekonomi santri harus hidup. Itu yang sebenarnya agenda Empat Pilar dari masyarakat yang sudah kuat pemahamannya terhadap agama maupun nilai kebangsaan," tutup politikus PKB itu. (fat/jpnn)