Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Peringatan Moore

Oleh Dahlan Iskan

Selasa, 01 September 2020 – 10:40 WIB
Peringatan Moore - JPNN.COM
Dahlan Iskan. Foto: Ricardo/JPNN.com

Berlarutnya demo anti-rasialis itu dimanfaatkan oleh Trump. Isu itu berhasil dibalikkan menjadi wajah hitam Biden. Mereka menyuarakan bahwa pedemo, perusuh dan menjarahan itu adalah pengikut Biden.

"Kalau memilih Biden, Amerika akan terus seperti itu," ujar mereka.

Dalam kampanye politik, pemegang kebenaran belum tentu dibenarkan. Pemegang moralitas justru bisa dibuat tidak bermoral.

Misalnya Trump bisa dianggap melanggar UU karena menggunakan Gedung Putih sebagai tempat pidato penerimaan pencalonannya oleh Partai Republik. Setidaknya itu melanggar etika.

Paling tidak itu menandakan kurang menjunjung tinggi moral bernegara. Namun isu moral seperti itu ternyata tidak menggigit emosi masyarakat umum. Itu hanya dipersoalkan kalangan elite saja.

Padahal isi pidato Trump yang sampai 1,5 jam itu tidak ada bedanya dengan kampanye. Berarti Trump menggunakan Gedung Putih untuk kampanye. Berarti Trump secara tidak bermoral telah menyalahgunakan fasilitas negara.

Belum lagi di penutupan konvensi itu, Trump mengundang sampai 1.500 orang. Dengan mengabaikan protokol kesehatan. Kursinya ditata berhimpitan. Tidak wajib pula memakai masker.

Namun semua itu hanya negatif di kalangan terbatas. Trump bisa menutupi kenegatifan itu dengan persepsi-persepsi negatif untuk Biden.

Trump bisa menutupi kenegatifan itu dengan persepsi-persepsi negatif untuk Biden. Maka fakta tidak lagi penting. Yang terpenting adalah persepsi.

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

X Close