Perjuangan Hussein dan Natasha Jadi Peserta The Amazing Race Asia
Putuskan Keluar dari Pekerjaan, Ayah Tak BerkeberatanSelasa, 28 September 2010 – 08:08 WIB
Hussein menjelaskan bahwa dirinya memang suka bertualang sejak muda. Ketika berusia 22 tahun, bersama teman-teman pencinta alam internasional dia menaklukkan gunung tertinggi di Afrika, Kilimanjaro. Sejak kecil, orang tuanya kerap berpindah dari satu negara ke negara lain. Dia pernah merasakan bangku SD di Sacred Heart Catholic School di Peking, Tiongkok. Tapi, kemudian dia mendapatkan gelar sarjana dari University of Maryland, AS, di bidang agricultural engineering.
Pria yang berprofesi sebagai konsultan bidang jasa komoditas skala internasional tersebut membiasakan Tasha beraktivitas outdoor sejak kecil. Tasha kemudian memiliki hobi yang sama dengan ayahnya. "Di antara empat anak papa, saya yang paling dekat. Kami sering berdiskusi dan berdebat kalau nonton berita," terang runner-up II None Jakarta 2007 tersebut.
Namun, setelah Tasha beranjak dewasa, mereka jarang menghabiskan waktu bersama. Hussein sibuk dengan pekerjaannya. Begitu juga Tasha. Penari tradisional itu kerap diundang untuk tampil di berbagai negara. Tapi, ketika lulusan Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Dr Moestopo tersebut mengajak ayahnya mengikuti TARA 2010, Hussein langsung setuju.