Perlu Trik Kritik Pasangan
jpnn.com - PSIKOSOMATIS, penyakit fisik yang disebabkan pikiran negatif atau masalah emosi. Tanda-tanda penyakitnya seperti keluhan biasa mual, kulit gatal, pusing, ingin muntah, dan keluhan di bagian perut.
Padahal penyakit-penyakit itu datang dari emosi negatif yang tidak teratasi. Bisa jadi, psikosomatis ini datang karena keluhan terhadap sikap atau sikap pasangan yang tak tersampaikan. Untuk itu, mengkritik yang membangun tetap penting dalam sebuah hubungan.
“Manusia memang tidak ada yang sempurna. Pola asuh pada masa kecil yang berbeda akan membentuk karakter yang berbeda,” terang Yulia Wahyu Ningrum, Psikolog dari Psikologi Mata V Hati Samarinda. Sehingga, lanjutnya, ketidakcocokan perlu ditindaklanjuti agar pernikahan dinamis dan nyaman.
Yulia mengatakan, jika perilaku maladaptif (tidak tepat) dibiarkan, tentu tidak nyaman dalam hubungan. Apalagi jika yang memiliki perilaku tersebut dibiarkan tidak mengetahui jika dirinya salah atau kurang nyaman bagi pasangan.
“Memang diperlukan kritikan yang membangun demi kebaikan rumah tangga, namun tetap dengan etika,” terang Yulia.
Apakah bisa mengkritik secara halus dan tidak perlu ada pertengkaran? Tentu bisa. “Jadilah orang yang asertif, yaitu mengeluarkan isi hati tanpa bermaksud menyerang atau menyakiti pasangan atau lawan bicara,” terang Yuli.
Mengkritik dengan bahasa yang santun namun tetap tersampaikan apa yang ingin diutarakan. Misalnya menggunakan kata saya, maaf sebelumnya, dan lain sebagainya.
Bukan hanya pemilihan kata, keluhan dan kritik juga perlu disampaikan dengan nada yang lembut. Pasti dengan trik yang benar, tanpa suara keras dan bernada emosi kritikan akan mudah diserap pasangan atau lawan bicara.
“Jangan selalu mengharapkan pasangan mengiyakan dengan bahasa verbal. Atau ada permintaan maaf. Yakinlah pasangan akan memahami bahwa cara yang telah dilakukannya tidak nyaman bagi pasangan,” jelas Yulia.
Banyak individu yang tidak menyadari memiliki perilaku yang tidak tepat. Mereka menganggap, perilaku mereka wajar. Karena terbiasa dilakukan sejak anak-anak dan tidak ada yang mengkritik.
“Pasangan mengkritik bertujuan kebahagiaan bersama,” kata Yulia.