Permintaan Jokowi Harus jadi Perhatian Serius Polri
jpnn.com, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meminta Polri meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman terorisme jelang penyelenggaraan Asian Games 2018 di Jakarta dan Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel).
Menurut Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane, permintaan yang disampaikan Jokowi saat perayaan HUT Hari Bhayangkara 2018 di Istora, Senayan, Jakarta, Rabu (10/7), itu harus menjadi perhatian serius Korps Bhayangkara.
“Permintaan Presiden Jokowi adalah sebuah peringatan yang tidak bisa ditawar-tawar. Polri harus bekerja keras mengamankan even Asian Games dari ancaman teror," ungkap Neta, Rabu (11/7).
Neta mengingatkan pelaksanaan Asian Games melibatkan banyak warga negara asing sebagai atlet maupun official. Karena itu, jaminan keamanan harus benar benar diberikan Polri terutama kepada atlet dan official asing tersebut.
Dia menegaskan ruang gerak para teroris harus dikunci rapat. Menurutnya, Polri tidak boleh lengah, ceroboh serta kecolongan. Jika Polri lengah dan terjadi aksi teror dipastikan para peserta Asian Games akan ketakutan dan pulang ke negaranya masing masing.
“Asian Games akan ditinggal pesertanya," katanya.
Berdasar informasi yang diperoleh IPW pascameledaknya bom Pasuruan, Jawa Timur, 5 Juli 2018, ada pergerakan jaringan teroris ke wilayah Jabodetabek dan Sumbagsel. Saat ini jajaran kepolisian sudah berhasil mengantisipasinya dengan cara melakukan pembersihan.
Terbukti sepanjang 9 Juli 2018 dari pukul 09.30 hingga 21.00, kepolisian berhasil melakukan penggerebekan di lima lokasi, di Bekasi, Jakarta, dan Depok. Sebanyak 21 terduga teroris ditangkap. Bahkan di Kemayoran, Jakarta Pusat, polisi menyita sejumlah amunisi, mortir, anak panah dan lain-lain.