Close Banner Apps JPNN.com
JPNN.com App
Aplikasi Berita Terbaru dan Terpopuler
Dapatkan di Play Store atau Apps Store
Download Apps JPNN.com

Pernah Berjuang bersama Jenderal Sudirman, kini Hidup Menderita

Rabu, 11 November 2015 – 13:02 WIB
Pernah Berjuang bersama Jenderal Sudirman, kini Hidup Menderita - JPNN.COM
Mbah Suma di kediamannya. Foto: Riau Pos/JPG

Saat ini Indonesia sudah 70 tahun merdeka. Namun hidup dalam kemiskinan masih mendera Mbah Suma. Diceritakannya, usai kemerdekaan diproklamirkan, ia sempat pindah ke Jakarta.

"Saya udah pensiun, gak jadi tentara lagi, tapi waktu itu pemda Jakarta janji berikan penghargaan kepada saya," pungkasnya.

Namun janji-janji yang ditunggu Mbah Suma tak kunjung terealisasi. Pada tahun 1982 ia bersama keluarganya tertarik untuk ikut transmigrasi ke Pasir Pangarayan.  Saat itu program transmigrasi sedang gencar di lakukan Presiden Soeharto. Berharap hidup yang layak dengan penghasilan layak, mbah Suma akirnya memilih untuk pindah ke Pekanbaru pada tahun 1992 silam.

Sudah 23 tahun terakhir mbah Suma menghabiskan masa tuanya di Kota Pekanbaru. Tepatnya di Jalan Tengku perkasa, Kelurahan Rumbai Bukit Kecamatan Rumbai.

Tinggal di pedalaman Rumbai dan menghuni rumah kayu, Mbah Suma sehari-harinya bekerja sebagai pembongkar tanah timbun. Namun belakangan, karena faktor usia, dia saat ini tidak lagi bekerja. Hanya saja sesekali menerima bantuan dari tujuh orang anaknya yang juga hidup tidak terlalu berkecukupan.

Roswati (45) putri ketiga Mbah Suma, menyebutkan saat semenjak tinggal di Pekanbaru belum pernah mendapatkan bantuan. Dia bersyukur akhirnya mendapatkan bantuan sebuah rumah yang diberikan oleh Walikota Pekanbaru, Firdaus, yang peresmian dimulainya pembangunan rumah diwakilkan oleh Camat Rumbai Zulhelmi Arifin.

Senin (9/11) Camat bersama jajarannya disertai Danramil Rumbai dan Rumbai Pesisir, Mayor S Tarigan mendatangi Rumah Mbah Suma. Atas bantuan tersebut, Mbah Suma bersama istri sempat menangis haru.

"Tadi pas saya baru aja sampai, Mbah Suma langsung peluk saya sambil nangis. Dia bilang makasih Kapten, makasih Kapten, diulang ulang sampai 5 kali. Itu sambil peluk saya nangis-nangis, dia manggil saya kapten," sebut Zulhelmi ketika dikonfirmasi Riau Pos.

MBAH Suma (112) menceritakan perjuangannya saat melawan penjajah. Mulai dari perjuangan mengusir kolonial Belanda hingga perjuangan melawan penjajahan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News